REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH--Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo mengaku siap dengan skenario apa pun menghadapi debat capres-cawapres. Termasuk aturan mengenai ada atau tidak ada debat antarcawapres.
"Ada atau tidaknya debat antarcawapres, saya sudah mempersiapkan diri dengan skenario apa pun," kata Ganjar usai bertemu dengan anak-anak milenial dan generasi Z di Restoran Dapoer Sasak, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad (3/12/2023).
Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk menghapus debat khusus cawapres pada Pilpres 2024. Namun, capres dan cawapres diwajibkan ikut lima kali debat yang dijadwalkan KPU. "Kalau saya sih mau ada atau tidak ada siap untuk skenario apa pun," katanya.
Format debat calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 akan berbeda jika dibandingkan dengan pilpres sebelumnya. Pada pilpres kali ini akan menghadirkan secara bersamaan capres/cawapres dalam lima kali gelaran debat tanpa adanya debat khusus antarcawapres.
Sebelumnya, KPU telah menetapkan debat Pilpres 2024 sebanyak tiga kali untuk calon presiden dan dua kali untuk calon wakil presiden, sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 Pasal 50 ayat (1). Debat pertama di Kantor KPU pada 12 Desember 2023 temanya terkait dengan hukum, hak asasi manusia (HAM), pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.
Pada debat kedua yang dijadwalkan tanggal 22 Desember 2023 mengusung tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional. Tema debat ketiga pada tanggal 7 Januari 2024 adalah ekonomi (kerakyatan dan digital), kesejahteraan sosial, investasi, perdagangan, pajak (digital), keuangan, dan pengelolaan APBN.
Selanjutnya tema debat keempat pada 21 Januari 2024 perihal energi, sumber daya alam (SDA), SMN, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat. Debat terakhir pada 4 Februari 2024 dengan tema mengenai teknologi informasi, peningkatan pelayanan publik, hoaks, intoleransi, pendidikan, kesehatan (post-Covid Society), dan ketenagakerjaan.
Melihat kamar yang digunakan Sukarno...