Ahad 03 Dec 2023 13:14 WIB

Pemuka Islam Diharap Ambil Peran Tangani Krisis Iklim 

Peran tokoh Muslim dalam penanganan krisis iklim dinilai penting.

Rep: Deddy Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Hafil
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Para pemuka agama dan tokoh muslim harus mengambil peran dalam penanganan krisis iklim yang tengah dihadapi di depan mata. Di satu sisi, kepemipinan perempuan dan anak muda juga harus dilibatkan untuk mencari solusi iklim yang dibutuhkan bumi saat ini. 

 Hal tersebut disampaikan Direktur PT Republika Media Mandiri, Nur Hasan Murtiaji dalam peresmian Muslims for Shared Action on Climate Impact (Mosaic) atau Kolaborasi Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Perubahan Iklim di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (11/30/2023) malam. 

Baca Juga

 “Mosaic merupakan usaha untuk bersama-sama mencari solusi perubahan iklim dengan berpegang pada nilai-nilai keagamaan,” ujar Hasan. 

 Ia mengatakan, pentingnya para tokoh muslim untuk ikut turun tangan juga menjadi satu dari tujuh risalah yang dihasilkan dalam Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari pada Juli 2022 lalu. Kongres ini diinisiasi oleh LPBI NU, MLH Muhammadiyah, Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Purpose Climate, dan Republika. 

 Hasil dari kongres tersebut juga telah menghasilkan sejumlah inisiatif. Salah satunya, program Wakaf Hutan di mana Mosaic bekerja sama dengan Republika dan Yayasan Hutan Wakaf Bogor. 

 “Filantropi Islam bisa menjadi bagian dari mitigasi krisis iklim dan lingkungan, karena wakaf hutan bertujuan merawat ekologi dan memberdayakan ekonomi masyarakat sekaligus edukasi,” kata Hasan. 

 Mengutip riset Purpose pada 2021, pemuka agama memiliki pengaruh yang kuat dalam membawa pesan perubahan iklim di Indonesia

“Saya kira kita tidak dapat mengatasi perubahan iklim dan melindungi bumi, jika tidak ada kolaborasi. Makanya, saya tekankan bahwa kolaborasi itu adalah DNA dari Mosaic,” kata Koordinator Steering Committee Mosaic, Rika Novayanti, dalam sambutannya di acara peluncuran Wakaf Hutan, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Menurut Rika, ada banyak ruang untuk melakukan aksi-aksi iklim yang dipandu oleh pemuka agama Islam. Selain program Wakaf Hutan, Mosaic bersama para kolaborator, telah menginisiasi aksi mitigasi iklim seperti Sedekah Energi, Bengkel Hijrah Iklim.

Rika mengungkapkan, hingga saat ini, lebih dari 5.000 orang telah ikut menyumbangkan sejumlah dana pada program Sedekah Energi. 

Adapun hasil sumbangannya itu, Mosaic telah melakukan pemasangan solar panel di masjid daerah Bantul dan Lombok.

“Ini membuktikan bahwa ada banyak kesempatan yang bisa dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia untuk solusi iklim,” kata dia.

Sementara itu, Bengkel Hijrah Iklim menjadi upaya untuk menggandeng anak-anak muda Indonesia untuk melakukan aksi bersama guna mengatasi perubahan iklim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement