REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Bencana longsor melanda Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (2/12/2023) malam. Dampaknya satu unit warga roboh pada bagian dapurnya.
''Hujan deras menyebabkan longsor di Kampung Lebaklarang RT 07 RW 03, Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi,'' ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Parakansalak, Jujun Juaeni, Ahad (3/12/2023). Dalam kejadian ini rumah bagian dapur tergerus longsor dengan panjang lima meter, lebar dua meter, dsn tinggi enam meter.
Bencana yang terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB ini berdampak pada satu kepala keluarga (KK) yang terdiri atas satu jiwa yang tinggal di rumah tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor itu.
P2BK Parakansalak terang Jujun, ketika mendapat informasi dari Pemdes Sukakersa lalu melakukan asessment dan koordinasi dengan unsur koramil, polsek, Pol PP, tagana, dan RT/RW. Terutama dalam membersihkan material longsor yang menimpa rumah tersebut.
Untuk menahan longsor susulan lanjut Jujun, diperlukan bronjong yang dipasang di sekitar rumah tersebut. Sebab, potensi longsor masih mungkin terjadi di tengah tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini.
Sebelumnya, bencana pergerakan tanah melanda Kampung Tegalkaso RT 03 RW 05, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jumat (1/12/2023). Dampaknya sebanyak lima unit rumah warga mengalami kerusakan.
Bahkan satu diantaranya ambruk akibat pergerakan tanah. '' Bencana ini terjadi dua kali melanda,'' ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cireunghas, Fadil.
Kejadian pertama terjadi pada Ahad (26/11/2023) sekitar pukul 23.30 WIB. Sementara kejadian kedua pada Jumat sekitar pukul 15.00 WIB.
Menurut Fadil, bencana tersebut terjadi akibat hujan intensitas tinggi dan ada dugaan rembesnya air dari pembuangan warga. '' Hujan deras pada Minggu terjadi pertama kali retakan pada kolam milik bapak Atu dan terus meluas dengan radius kurang lebih 80 meter,'' jelasnya.
Sementara pada Jumat ini, peristiwa pergerakan tanah mengakibatkan dua rumah mengalami rusak berat atas nama Dede Supriatna yang dihuni satu KK yang terdiri atas empat jiwa yang ambruk rumah permanen.
Satu rumah lainnya milik Atu yang ditempati 1 KK yang terdiri atas 5 jiwa yang sudah dikosongkan. Sementara itu ada tiga rumah lainnya yang mengalami retakan pada dinding yakni Tata 1 KK yang terdiri atas 3 jiwa, Dadang 1 KK jiwa dan Endang 1KK yang terdiri atas 4 jiwa.
Selain itu ada sebanyak 43 unit rumah yang terancam. '' Lima KK yang terdiri atas 21 jiwa mengungsi ke keluarga terdekat,'' katanya.
Bencana pergerakan tanah juga terang Fadil berdampak ke jalan desa sepanjang kurang lebih 50 meter. Berikutnya lahan persawahan kurang lebih satu hektare.