REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyampaikan menyambut positif langkah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang mengumumkan penggabungan 13 perusahaan di bawah menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo pada Jumat (1/12/2023).
Tiko mengatakan merger PTPN Group merupakan salah satu skema Kementerian BUMN untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.
"Tentunya, setelah pendandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing," ujar Tiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (3/12/2023).
Tiko menyampaikan aksi korporasi PTPN Group adalah transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi people. Tiko menekankan para pegawai, khususnya milenial, bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.
"Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadilkan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farm, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable," ucap Tiko.
Tiko mengatakan tantangan yang kerap muncul dalam merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM. Namun, hal tersebut tidak menjadi kendala di PTPN Group karena mendapat dukungan dari serikat pekerja.
"Saya berharap kekompakan ini harus terus dijaga sehingga tidak akan ada gejolak yang mengganggu kinerja perusahaan, yang mana PalmCo akan fokus meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Selanjutnya, untuk bidang energi seperti biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya juga akan menjadi perhatian perusahaan," kata Tiko.