Ahad 03 Dec 2023 19:40 WIB

Gunung Marapi Erupsi, BKSDA Upayakan Evakuasi Pendaki

Tercatat ada 57 pendaki di Gunung Marapi.

Erupsi Gunung Marapi, Kamis (12/1/2023) tepatnya pukul 10:58 WIB erupsi Marapi mencatatkan tinggi kolom abu 1.000 m di atas puncak atau  3.891 m di atas permukaan laut
Foto: Dokumentasi PVMBG
Erupsi Gunung Marapi, Kamis (12/1/2023) tepatnya pukul 10:58 WIB erupsi Marapi mencatatkan tinggi kolom abu 1.000 m di atas puncak atau 3.891 m di atas permukaan laut

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) terus mengupayakan evakuasi para pendaki Gunung Marapi pascaerupsi pada pukul 14.54 WIB.

"BKSDA Sumbar beserta masyarakat Nagari (desa) Batu Palano dan Koto Baru sedang berjibaku mengevakuasi pendaki, dan saat ini sedang berusaha menghubungi para pendaki," kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti, Ahad (3/12/2023).

Baca Juga

Eka mengatakan data terakhir pukul 16.55 WIB, semua pendaki yang naik dari Koto Baru yakni 13 orang sudah turun. Sementara dari pintu Batu Palano yang turun baru berjumlah 15 orang.

Ia menyebutkan berdasarkan data sistem booking online BKSDA Sumbar dan pengunjung yang telah check in di pintu masuk Batu Palano berjumlah 57 orang. Sedangkan dari pintu masuk Koto Baru berjumlah 13 orang.

"Dari Nagari Batu Palano terdata jumlah pendaki yang naik pada Sabtu (2/12/2023) berjumlah 54 orang dan pada Ahad (3/12/2023) sebanyak tiga pendaki," ujarnya.

Saat ini Gunung Marapi berada pada level II atau kategori Waspada. Pihak berwenang telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi di antaranya masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah/puncak.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, BKSDA Sumbar memutuskan menutup sistem booking online pendakian Gunung Marapi. Seluruh petugas di pintu masuk gunung api aktif tersebut juga sedang berusaha menghubungi pendaki yang belum turun.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement