REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Amazon mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak dengan SpaceX untuk mengirimkan sejumlah satelit Project Kuiper ke orbit rendah Bumi pada 2025. Padahal, SpaceX tidak diragukan lagi merupakan pesaing terbesar Amazon karena berhasil menembus ruang internet satelit, dan telah memiliki konstelasi lebih dari 4.000 satelit Starlink yang beroperasi.
Dilansir Engadget, Senin (4/12/2023), SpaceX juga merupakan saingan Blue Origin, perusahaan kedirgantaraan yang didirikan oleh Jeff Bezos yang sedang mengembangkan roketnya sendiri. Tetapi dalam hal peluncuran, kecepatan dan keandalan roket Falcon 9 SpaceX tidak tertandingi.
Kontrak dengan SpaceX adalah untuk tiga peluncuran Falcon 9, kata Amazon dalam sebuah posting blog. Mereka diperkirakan akan lepas landas pada pertengahan tahun 2025.
Amazon berencana memulai uji coba layanan internet satelit Project Kuiper kepada pelanggan pada akhir tahun depan, dan akan segera mulai mengerahkan armada yang akan mendukungnya. Mereka meluncurkan dua satelit prototipe pertamanya pada bulan Oktober.
Perusahaan ini sudah memiliki kesepakatan untuk peluncuran roket Vulcan milik United Launch Alliance (ULA), Ariane 6 milik Arianespace, dan New Glenn milik Blue Origin, yang kesemuanya terkena penundaan pengembangan dan mungkin melakukan atau tidak melakukan penerbangan pertamanya antara tahun ini dan tahun depan.
Amazon mengatakan dalam pengumumannya bahwa “peluncuran tambahan dengan SpaceX menawarkan lebih banyak kapasitas untuk mendukung jadwal penerapan kami.” Perusahaan mengatakan konstelasi Project Kuiper akan terdiri dari 3.236 satelit, setidaknya setengahnya harus beroperasi pada musim panas 2026 untuk mematuhi lisensi Federal Communications Commission-nya (FCC).