Senin 04 Dec 2023 06:48 WIB

Mayoritas Perempuan dan Anak Muda AS Tidak Setuju Serangan Israel ke Gaza

67 persen orang dewasa berusia 18-34 tahun di AS tidak mendukung serangan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina memasak di depan gedung keluarga mereka yang hancur akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di desa Khuza
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina memasak di depan gedung keluarga mereka yang hancur akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di desa Khuza

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mayoritas perempuan dan generasi muda Amerika Serikat (AS) tidak menyetujui serangan Israel di Gaza. Hasil tersebut berdasarkan survei terhadap 1.013 responden yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat yang berbasis di AS, Gallup.

Hasil survei yang dilakukan bulan lalu dan dirilis pekan ini menunjukkan, bahwa 52 persen perempuan dan 67 persen orang dewasa berusia 18-34 tahun tidak mendukung serangan Israel. Meskipun 44 persen perempuan mendukung serangan Israel. 

Baca Juga

Angka ini meningkat menjadi 59 persen  pada laki-laki, sementara 37 persen laki-laki dewasa menentang pemboman tersebut. Bagi responden berkulit hitam, Hispanik, Asia, Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli Amerika cenderung tidak menyetujui serangan tersebut sebanyak 64 persen, sedangkan 61 persen peserta berkulit putih mendukung serangan tersebut.

Dalam hal afiliasi partai, 63 persen anggota Partai Demokrat tidak menyetujui serangan gencar Israel. Sementara 71 persen anggota Partai Republik menyatakan persetujuannya.  

Tingkat persetujuan tidak jauh berbeda dilihat berdasarkan pendidikan, dengan 50 persen lulusan perguruan tinggi menyetujui serangan Israel dibandingkan dengan 51 persen bukan lulusan perguruan tinggi yang tidak menyetujuinya. Secara keseluruhan, 50 persen responden mendukung serangan Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung, sementara 45 persen menentangnya.

Porsi responden yang mendukung setidaknya jumlah bantuan militer AS kepada Israel saat ini adalah 67 persen. Sementara 31 persen mengatakan Washington memberikan terlalu banyak bantuan kepada Tel Aviv.

Tentara Israel kembali mengebom Jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023) pagi, setelah menyatakan berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Lebih dari 15.500 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement