REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dalam kamus besar bahasa Indonesia intelijen berarti orang yang bertugas mencari (meng-amat-amati) seseorang. Mata-mata dalam Islam disebut dengan tajassus. Tujuannya untuk menyelidiki kekuatan musuh mulai dari taktik, kekuatan personel, perbekalan untuk melaporkan kepada pemimpin pasukan. Orang yang menyelidiki rahasia atau keadaan orang lain disebut mata-mata (al jasus).
Kontek mata-mata yang dibahas di sini adalah dalam peperangan, bukan sebagai kegiatan mengetahui kejelekan orang lain dan membeberkannya untuk orang lain, sebab hal tersebut dilarang dalam Islam.
Soeripto dalam bukunya berjudul Intelijen Nabi yang diterbitkan Grasindo menjelaskan ada beberapa kata dalam hadits nabi Muhammad SAW yang menunjukkan kegiatan-kegiatan intelijen.
1)Aina (عَيْنَ)
Kalimat عَيْنَ memiliki makna asli dan makna majazi. Makna asli adalah mata, sedangkan makna majazi adalah mata-mata dan mata air. Mata-mata, dalam KBBI memiliki arti orang yang ditugasi menyelidiki secara diam-diam. Makna majazi yang dijadikan rujukan adalah mata-mata. Kalimat عَيْنَ dalam kamus Lisan Al Arab juga merujuk pada arti الجاسوس ( mata-mata). Dalam sebuah kejadian pada masa perjanjian Hudaibiyah disebutkan:
كان الله قد قطع عينا من المشركين أي كفى الله منهم من يرصدنا ويتجسس علينا أخبارنا
Artinya: Allah telah menghancurkan (usaha) mata-mata orang-orang musyrik, dengan arti bahwa cukuplah Allah (membinasakan) orang yang mengintai kita dan memata-matai berita-berita tentang kita. (Ibnu Manzhur, Juz IX, halaman 506).
Beberapa contoh hadits yang berkaitan dengan kalimat عين yang menunjukkan adanya kegiatan intelijen:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ حِينَ حَدَّثَ هَذَا الْحَدِيثَ حَفِظْتُ بَعْضَهُ وَثَبَّتَنِي مَعْمَرٌ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَمَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ قَالَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي بِضْعَ عَشْرَةَ مِائَةً مِنْ أَصْحَابِهِ فَلَمَّا أَتَى ذَا الْحُلَيْفَةِ قَلَّدَ الْهَدْيَ وَأَشْعَرَهُ وَأَحْرَمَ مِنْهَا بِعُمْرَةٍ وَبَعَثَ عَيْنًا لَهُ مِنْ خُزَاعَةَ وَسَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَ بِغَدِيرِ الْأَشْطَاطِ أَتَاهُ عَيْنُهُ قَالَ إِنَّ قُرَيْشًا جَمَعُوا لَكَ جُمُوعًا وَقَدْ جَمَعُوا لَكَ الْأَحَابِيشَ وَهُمْ مُقَاتِلُوكَ وَصَادُّوكَ عَنْ الْبَيْتِ وَمَانِعُوكَ فَقَالَ أَشِيرُوا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيَّ أَتَرَوْنَ أَنْ أَمِيلَ إِلَى عِيَالِهِمْ وَذَرَارِيِّ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَصُدُّونَا عَنْ الْبَيْتِ فَإِنْ يَأْتُونَا كَانَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ قَطَعَ عَيْنًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَإِلَّا تَرَكْنَاهُمْ مَحْرُوبِينَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ خَرَجْتَ عَامِدًا لِهَذَا الْبَيْتِ لَا تُرِيدُ قَتْلَ أَحَدٍ وَلَا حَرْبَ أَحَدٍ فَتَوَجَّهْ لَهُ فَمَنْ صَدَّنَا عَنْهُ قَاتَلْنَاهُ قَالَ امْضُوا عَلَى اسْمِ اللَّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Sufyan Ia berkata, aku mendengar Az Zuhri ketika dia menyampaikan hadits ini, "Aku hafal sebagiannya lalu Ma'mar menegaskannya kepadaku dari 'Urwah bin Az Zubair dari Al Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al Hakam keduanya saling menambahkan satu sama lain, keduanya berkata, "Pada peristiwa Hudaibiyyah Nabi ﷺ berangkat dari Madinah bersama sekitar seribu sahabat beliau. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Nabi ﷺ mengikat dan menandai hewan kurban beliau, lalu memulai ihram dari sana untuk melaksanakan umrah." Setelah itu beliau mengutus seorang mata-mata dari suku Khuza'ah, sedangkan Nabi ﷺ melanjutkan perjalanan, tatkala sampai di Ghadirul Asythath, mata-mata beliau datang sambil berkata, "Sesungguhnya kaum Quraisy telah berkumpul untuk menghadapi tuan. Mereka berkumpul mengerahkan berbagai suku. Mereka akan memerangi tuan dan menghalangi serta mencegah tuan dari Baitullah." Beliau lalu bersabda, "Wahai sekalian manusia, berkumpullah kepadaku. Apakah kalian melihat bahwa aku akan berpaling kepada keluarga dan anak keturunan mereka yaitu orang-orang yang hendak menghalangi kita dari Baitullah. Jika ada yang datang kepada kita sebagai utusan, Allah 'Azza wa Jalla telah memutus mata-mata dari Musyrikin. Jika tidak, kita biarkan mereka menjadi orang-orang yang diperangi." Lalu Abu Bakr berkata, "Wahai Rasulullah, engkau keluar sengaja hanya untuk beribadah di Baitullah. Engkau tidak bermaksud membunuh seseorang pun dan tidak bermaksud memerangi seorangpun. Maka hadapilah. Siapa ytang menghalangi kita, kita akan memeranginya." Maka beliau bersabda, "Bergeraklah dengan nama Allah.” (HR. Bukhari nomor 4178, 4179 dalam Fathul Bari).
Dapat disimpulkan bahwa pemakaian kata عين yang memiliki arti mata-mata dan merupakan salah satu dari kegiatan intelijen dengan operasi pengintaian dan penyelidikan untuk mendapatkan data-data langsung dari lapangan. Perintah penyelidikan kepada personel-personel intelijen keluar dari komando utama yakni Nabi SAW.
2)Toli’ah (طليعة) pasukan perintis penyelidik
Kalimat طليعة dalam kamus Lisan Al Arab berarti rombongan yang diutus untuk mengetahui keadaan musuh, digunakan untuk satu dan jamak. Kalimat وطبيعة الجيش artinya adalah yang bertugas untuk mengintai dari satu pasukan perang, bertugas untuk mengetahui keadaan musuh.
Hadits yang berkaitan dengan kalimat طليعة yang menunjukkan adanya kegiatan pengintaian sebagai bentuk dari operasi intelijen adalah :
و قَالَ أَبُو حَازِمٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو ضَمْرَةَ لَا أَعْلَمُهُ إِلَّا عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ مَثَلِي وَمَثَلُ السَّاعَةِ كَهَاتَيْنِ وَفَرَّقَ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ الْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ ثُمَّ قَالَ مَثَلِي وَمَثَلُ السَّاعَةِ كَمَثَلِ فَرَسَيْ رِهَانٍ ثُمَّ قَالَ مَثَلِي وَمَثَلُ السَّاعَةِ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَعَثَهُ قَوْمُهُ طَلِيعَةً فَلَمَّا خَشِيَ أَنْ يُسْبَقَ أَلَاحَ بِثَوْبِهِ أُتِيتُمْ أُتِيتُمْ ثُمَّ يَقُولُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا ذَلِكَ
Artinya: Dan Abu Hazim berkata, Rasulullah ﷺ bersabda - Abu Dhamrah menjelaskan: Aku hanya mengetahuinya dari Sahal bin Sa'ad - "Perumpamaanku dengan waktu kiamat seperti dua ini." Beliau merenggangkan jari tengah dan jari telunjuk. Selanjutnya beliau bersabda, "Perumpamaanku dengan hari kiamat seperti dua kuda yang diperlombakan (diadu kecepatannya)." Selanjutnya beliau bersabda, "Perumpamaanku dengan hari kiamat seperti seseorang yang diutus kaumnya sebagai pasukan pengintai, saat merasa khawatir didahului, ia melambai-lambaikan bajunya: kalian telah didatangi, kalian telah didatangi." Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "Akulah orang itu." (HR. Ahmad 21743).
Disimpulkan bahwa adanya pemakaian kalimat Toli'ah yang memiliki arti pasukan pengintai baik satu atau jamak, merupakan salah satu kegiatan intelijen dengan operasi pasukan perintis yang mengemban tugas pengintaian dan penyelidikan untuk mendapatkan data-data langsung dari lapangan. Perintah penyelidikan kepada personel-personel pasukan perintis keluar dari komandan utama yakni Nabi Muhammad SAW.
3)Rosod (رصد) mengintai
Kalimat رصد yang dimaksud adalah yang memiliki arti mengintai, melihat, menjaga, mengawasi. Dalam KBBI intai -mengintai memiliki arti mengamat-amati dari jarak jauh atau dari tempat tersembunyi (gerak-gerik orang yang dicurigai, musuh dan sebagai). Pengintaian adalah proses perbuatan cara mengintai. Hadits berikut adalah contoh merujuk kalimat رصد yang menandakan adanya kegiatan intelijen yakni operasi pengintaian.
حدثنا أبو النضر حدثنا محمد عن سليمان بن موسى عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده عن النبي ﷺ أنه قال من حمل علينا السلاح فليس منا ولا رصد يطريق
Artinya: telah menceritakan kepadaku Abu Nadir telah menceritakan kepada kami Muhammad dari Sulaiman bin Musa dari Amru bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda: Bukan dari golonganku orang yang membawa (mengacungkan) senjata kepada kami, dan orang yang memata-matai di jalan,” (HR. Ahmad nomor 6437).