Senin 04 Dec 2023 11:56 WIB

IDF Klaim Kapal yang Dirudal Houthi tak Terkait dengan Israel

Rudal Houthi menghantam beberapa kapal komersial yang belayar di Laut Merah.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 Foto selebaran menunjukkan komandan angkatan laut Houthi berada di atas kapal Galaxy Leader yang disita tiga hari setelah Houthi merebutnya di Laut Merah, Yaman, 22 November 2023.
Foto: EPA-EFE/HOUTHIS MEDIA CENTER
Foto selebaran menunjukkan komandan angkatan laut Houthi berada di atas kapal Galaxy Leader yang disita tiga hari setelah Houthi merebutnya di Laut Merah, Yaman, 22 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV --- Dua kapal yang terkena serangan milisi di dekat selat Bab al-Mandab, yang diklaim oleh kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman pada Ahad (3/12/2023), tidak memiliki hubungan dengan Negara Israel. Hal ini sebagaimana dikatakan, Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan dalam sebuah pengumuman resmi pada Ahad malam.

"Hari ini, rudal ditembakkan ke dua kapal komersial yang tidak memiliki hubungan dengan Negara Israel, saya ulangi sekali lagi untuk memperjelas, tanpa hubungan dengan Negara Israel," kata Hagari dilansir Jerusalem Post.

Baca Juga

"Satu kapal mengalami kerusakan parah dan dalam keadaan bahaya dengan risiko tenggelam dan satu kapal lainnya mengalami kerusakan ringan."

Hagari menekankan bahwa Houthi menggunakan senjata dan intelijen Iran untuk melakukan serangan semacam itu, dan menambahkan bahwa ini juga merupakan masalah global dan regional. "Kebebasan navigasi menjadi berbahaya di bagian dunia ini," kata Hagari.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pada Ahad malam bahwa empat serangan telah dilakukan terhadap tiga kapal komersial terpisah di Laut Merah bagian selatan. Ketiga kapal tersebut terhubung dengan 14 negara yang berbeda.

Menurut CENTCOM, kapal perusak Kelas Arleigh-Burke, USS CARNEY, merespons panggilan marabahaya yang dikeluarkan oleh kapal-kapal tersebut dan memberikan bantuan.

Serangan dimulai dengan serangan rudal balistik yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman yang menargetkan Unity Explorer. Serangan itu terdeteksi oleh USS Carney.

Beberapa jam kemudian, Carney menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi. Meskipun pesawat tak berawak itu mengarah ke Carney, target spesifiknya tidak jelas. Tidak ada kerusakan yang terjadi pada kapal AS dan tidak ada korban yang dilaporkan.

Tak lama kemudian, sebuah rudal menghantam Unity Explorer yang menyebabkan kerusakan kecil, dan Carney merespons panggilan marabahaya dari kapal tersebut. Saat membantu penilaian kerusakan, sebuah pesawat tak berawak lainnya diluncurkan ke arah kapal yang kemudian dicegat oleh Carney. Unity Explorer adalah kapal kargo curah berbendera Bahama, yang dimiliki dan dioperasikan oleh Inggris, yang diawaki oleh pelaut dari dua negara.

Beberapa jam setelah itu, kapal Number 9 dihantam oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman saat beroperasi di Laut Merah. Kapal mengalami kerusakan dan tidak ada korban yang dilaporkan. Number 9 adalah kapal curah berbendera Panama, Bermuda dan Inggris yang dimiliki dan dioperasikan oleh Inggris. 

Tak lama kemudian, Sophie II mengirimkan panggilan darurat yang mengatakan bahwa mereka ditembak rudal. USS Carney merespons panggilan tersebut dan melaporkan tidak ada kerusakan yang berarti. Sophie II adalah kapal induk berbendera Panama yang diawaki oleh para pelaut dari delapan negara.

Ketika dalam perjalanan untuk memberikan dukungan kepada Sophie II, Carney menembak jatuh pesawat tak berawak lain yang mengarah ke kapal tersebut.

"Serangan ini merupakan ancaman langsung terhadap perdagangan internasional dan keamanan maritim," kata CENTCOM. "Mereka telah membahayakan nyawa kru internasional yang mewakili banyak negara di seluruh dunia." 

"Kami juga memiliki banyak alasan untuk meyakini bahwa serangan-serangan ini, meskipun dilancarkan oleh Houthi di Yaman, namun sepenuhnya didukung oleh Iran. Amerika Serikat akan mempertimbangkan semua tanggapan yang tepat dalam koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra internasionalnya." 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement