Senin 04 Dec 2023 12:42 WIB

Gus Baha dan Quraish Shihab Hadiri Ngaji Bareng UII 

jika tafsir di Indonesia diteladani maka akan semakin menguatkan akidah umat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema 'Meneladani Khazanah Tafsir Al-Quran di Indonesia' di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Muzakir, UII, Sleman, Senin (4/12/2023). KH Ahmad Baha'uddin (Gus Baha) dan Prof Quraish Shihab hadir dalam acara tersebut.

Gus Baha mengawali ceramahnya dengan pandangannya soal kondisi damai di Indonesia yang tidak lepas dari kitab yang datang ke Indonesia. Ia pun mencontohkan, bagaimana Syekh Nawawi Al Jawi mengartikan kemenangan.

"Arti kemenangan itu tafsir yang datang ke kita yang paling terkenal itu kan tafsir munir Syehkh Nawawi Al Jawi. Itu beliau menyebut kemenangan umat Islam itu kemenangan logika. Logika bahwa alam raya ini dimulai dengan satu Tuhan," kata Gus Baha di Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Senin (4/12/2023).

Gus Baha mengatakan, tafsir tersebut tentu lebih masuk akal daripada logika nihilisme yang menyebut bahwa alam ini dimulai dari ketiadaan. "Jadi, kemenangan umat Islam yang permanen itu kemenangan logika," ujarnya. 

Gus Baha mengatakan tidak mengambil sikap ekstremis juga merupakan ajaran tafsir yang datang di Indonesia. Ia menambahkan, jika tafsir di Indonesia diteladani maka akan semakin menguatkan akidah umat.

"Andaikan kita teladani tafsir-tafsir yang ada di Indonesia, kita ini pasti menguatkan aqidah, bukan menang kalah urusan sosial, itu urusan kedua ketiga lah syukur-syukur menang, kalau itu kita paksakan (urusan sosial) nomor 1 pasti kita sering kecewa," katanya.

Sementara itu Quraish Shihab juga memuji  keistimewaan Syekh Nawawi Al Jawi. Bahkan Syekh Nawawi Al pernah diminta mengajar di Al Azhar.

"Kenapa Syekh Nawawi mendapat tempat begitu besar, kalau kita baca tafsirnya, saya terkagum-kagum baca nama tafsirnya dan mukadimahnya, rahasianya ada di sana, nama tafsirnya Marah," ujarnya.

Quraish mengatakan Marah diartikan sebagai tempat istirahat. Sedangkan Labid dimaknai menetap. "Dia merasa berstirahat ketika membaca Alquran, dia menetap disana jadi dia bersahabat dengan Alquran," katanya.

Selain itu dirinya juga mengutip penafsiran yang disampaikan pemikir Aljazair Malik Bin Nabi. Quraish mengatakan, menurut Malik, jangan menilai baik buruknya sesuatu dengan mengaitkan pada sosok yang mengucapkannya.

"Nilailah segala sesuatu itu dari idenya buka dari orangnya walaupun itu diucapkan oleh Nabi Muhammad selama ucapan itu bersumber dari pribadi beliau bukan dari Allah SWT," ujar Quraish Shihab.

Quraish menuturkan tafsir karya ulama Indonesia cukup banyak. Namun, menurutnya tidak banyak yang komplet 30 juz. 

Selain itu, tidak banyak juga menurutnya  tafsiran dalam bahasa Indonesia. Ia berharap penafsiran Alquran dalam bahasa Indonesia perlu dirintis. "Rintisan ini perlu sekarang," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement