Senin 04 Dec 2023 14:36 WIB

Hujan di Daerah Penghasil Sebabkan Harga Sayuran Melonjak Tajam

Sayuran menjadi cepat busuk karena tekena hujan terus menerus.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Salah seorang pedagang sayuran mengeluhkan harga cabai rawit merah yang menembus harga Rp 100 ribu per kg.
Foto: Republika/ M Fauzi Ridwan
Salah seorang pedagang sayuran mengeluhkan harga cabai rawit merah yang menembus harga Rp 100 ribu per kg.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga sejumlah komoditas sayuran di Pasar Baru Indramayu melonjak. Kondisi itu dipengaruhi musim hujan di daerah penghasilnya.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Senin (4/12/2023), lonjakan harga yang signifikan terjadi pada tomat. Yakni, dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 16 ribu per kilogram.

''Tomat naiknya baru hari ini, langsung naik Rp 6 ribu per kilogram,'' ujar seorang pemilik toko sayuran, Titin, saat ditemui di tokonya, Senin (4/12/2023). 

Selain tomat, Titin melanjutkan, kenaikan harga yang signifikan juga terjadi pada kacang panjang. Yakni, dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 22 ribu per kilogram.

Namun, kenaikan harga kacang panjang itu terjadi secara bertahap sejak beberapa hari yang lalu.

Kenaikan harga kedua komoditas itu menyusul harga cabai rawit merah yang telah lebih dulu mengalami kenaikan sejak Oktober lalu. Dalam kondisi normal, harga cabai rawit merah berkisar antara Rp 40 ribu-Rp 50 ribu per kilogram.

Titin mengatakan, cabai rawit merah selama ini mengalami fluktuasi harga, antara Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilogram.

''Naik turun terus antara Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilogram, bergantung cuaca. Tapi sejak beberapa hari terakhir ini bertahan di Rp 100 ribu per kilogram,'' kata Titin.

Selain cabai rawit merah, lanjut Titin, harga berbagai jenis cabai lainnya juga mengalami kenaikan.  

Seperti cabai merah, kini Rp 90 ribu per kilogram dari harga normalnya Rp 30 ribu per kilogram. Begitu pula cabai merah keriting.

Sedangkan cabai rawit hijau, kini Rp 45 ribu per kilogram, dari harga normalnya Rp 30 ribu per kilogram.

Menurut Titin, lonjakan harga sayuran itu disebabkan faktor cuaca. Hujan yang mengguyur di daerah penghasil sayuran kerap diguyur hujan.

''Sayuran jadi cepat busuk. Bahkan kalau di Bandungnya (daerah penghasil sayuran) hujan terus, sayuran bisa kosong berhari-hari,'' ujar Titin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement