REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Aisyah, pemengaruh Malaysia yang dipoligami oleh sang suami, menjadi viral di media sosial. Dalam salah satu unggahannya di Instagram, Aisyah mengatakan ikhlas dan menerima qadha dan qadar tersebut, semata-mata mengharapkan ridha dari Allah.
Aisyah menganggap kondisi tersebut merupakan jawaban dari Allah atas doa-doanya yang berharap bisa masuk surga tanpa hisab. Lewat akun @aisyahhijanah, Aisyah mengatakan ujian seberat apa pun akan dia jalani untuk bisa masuk surga tanpa hisab.
"Dan, benarlah, syurga tanpa hisab itu tidak mudah jalannya. Kita akan diuji dengan doa yang kita minta. Ini jalan dan doa yang Aisyah pilih, maka Aisyah perlu bersedia untuk sebarang ujian yang lebih besar akan datang, kerana target adalah syurga tanpa hisab," ujar Aisyah.
Lantas, apa benar istri yang rela dipoligami mendapat jaminan masuk surga? Melalui situs Bimbingan Islam, Ustaz Rosyid Abu Rosyidah mengatakan belum mengetahui ada dalil shahih yang menyatakan secara khusus tentang pahala dari ridhanya istri yang dimadu.
"Namun, hadits yang menjelaskan ketika seorang wanita bersabar dalam ketaatan kepada suaminya, maka hal itu menjadi salah satu sebab yang akan mengantarkannya masuk surga," ungkap Ustaz Rosyid Abu Rosyidah seperti dikutip pada Senin (4/12/2023).
Hal itu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. "Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa (pada bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya, taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai". (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 660)
Sementara pendakwah Yahya Zainul Ma'arif yang dikenal dengan sapaan Buya Yahya menyebutkan sejumlah kondisi di mana seorang Muslim bisa masuk surga tanpa hisab. Disampaikan Buya Yahya, Muslim yang mati syahid dijamin Allah masuk surga tanpa hisab.
Dikutip dari penjelasan Buya Yahya di kanal Youtube Al-Bahjah TV, golongan mati syahid yang langsung diampuni Allah dan diganjar surga tanpa hisab termasuk Muslim yang meninggal dunia di medan laga untuk menegakkan agama Allah. Begitu juga Muslim yang meninggal dunia karena wabah, Muslimah yang meninggal dunia saat melahirkan, meninggal dunia karena gempa, atau musibah tenggelam.
Akan tetapi, hanya Allah yang menetapkan dan mengetahui kondisi itu. Manusia pun tidak bisa meminta kepada Allah perihal kematiannya. Misalnya, meminta ingin meninggal dunia karena Covid-19, supaya bisa mati syahid. Menurut Buya Yahya, hal itu juga belum tentu dikabulkan oleh Allah.
"Jangan berpikir begitu. Lebih baik berpikir bagaimana mendapat pengampunan Allah. Istighfar setiap saat. Berbuat baiklah Anda dengan manusia, hilangkan benci dan dengki, karena kebaikan yang menghapus dosa-dosa kita," kata Buya Yahya.