Senin 04 Dec 2023 16:28 WIB

3 Lulusan Terbaik Piala Dunia U-17 yang Prestasinya Berlanjut Kilapnya

Piala Dunia U-17 selalu jadi jalan pembuka bagi karier pemain.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bomber Napoli Victor Osimhen, salah satu alumni terbaik Piala Dunia U-17.
Foto: AP Photo/Alessandro Garofalo
Bomber Napoli Victor Osimhen, salah satu alumni terbaik Piala Dunia U-17.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Piala Dunia U-17 2023 atau edisi ke-19 telah usai digelar di Indonesia. Timnas Jerman keluar sebagai juara setelah menaklukkan Prancis melalui adu penalti. Ini menjadi gelar perdana Jerman di turnamen dua tahunan ini sejak pertama kali digelar pada tahun 1985.

Selain itu, tim Panser Muda juga menjadi tim Eropa pertama yang berhasil mengawinkan gelar Piala Eropa U-17 dan Piala Dunia U-17 di tahun yang sama. Penyerang sayap timnas Jerman U-17, Paris Brunner juga berhasil mengawinkan gelar pemain terbaik Piala Eropa U-17 dan Piala Dunia U-17.

Baca Juga

Paris Brunner yang bermain untuk Borussia Dortmund U-19 sepertinya bakal punya masa depan yang cerah di karier sepak bolanya. Pasalnya, selama di kejuaraan Piala Dunia U-17, pemain kelahiran 15 Februari 2006 itu menunjukkan mentalitas bintang masa depan.

Meski demikian, Brunner harus tetap berjuang keras untuk bisa bersaing di level tertinggi. Hal itu telah ditunjukkan oleh mereka yang juga pernah meraih gelar pemain terbaik atau top skor di Piala Dunia U-17 edisi sebelum-sebelumnya. Beberapa di antara mereka berhasil melanjutkan prestasinya di level yang lebih tinggi, meskipun ada juga yang gagal.

 

Berikut adalah tiga peraih gelar pemain terbaik atau top skor Piala Dunia U-17 yang tetap bersinar di level senior:

 

1. Phil Foden

Foden berhasil membawa Inggris keluar sebagai juara Piala Dunia U-17 2017 (edisi ke-17) yang berlangsung di India. Inggris menjadi juara dalam turnamen tersebut setelah menaklukkan Spanyol di babak final. 

Foden terpilih sebagai pemain terbaik dalam turnamen tersebut. Nama Foden mulai dikenal sejak saat itu. Ia melakukan debut bersama Manchester City di tahun yang sama di bulan Desember, ia pun telah mencatatkan lebih dari 100 pertandingan sejak itu.

Ia telah memenangkan delapan gelar termasuk menjadi penerima medali juara Liga Utama Inggris termuda sepanjang sejarah. Pada tahun 2019, ia memenangkan gelar Liga Utama Inggris keduanya dan menjadi pencetak gol klub termuda di Liga Champions.

Foden juga merupakan pemain termuda Inggris yang tampil sebagai starter dan mencetak gol dalam sebuah pertandingan babak gugur Liga Champions. Pada tahun 2021, ia dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Liga Utama Inggris dan Pemain Muda Terbaik Tahunan versi PFA.

 

2. Victor Osimhen 

Osimhen sukses membawa Nigeria menjuarai Piala Dunia U-17 2015 (edisi ke-16) yang digelar di Chili. Nigeria menjadi juara turnamen ini setelah mengalahkan Mali di partai final dengan skor 2-0. 

Osimhen keluar sebagai top skor dengan koleksi 10 gol selama turnamen tersebut. Ia pun berhasil menarik perhatian klub klub Bundesliga VfL Wolfsburg dan resmi bergabung pada Januari 2017. Namun cedera sempat menghambat perjalanan kariernya. Ia baru melakukan debut pada 13 Mei 2017.

Setelah sempat bermain bersama klub Belgia, Charleroi - dengan status pinjaman, pada bulan Juli 2019, Osimhen dikontrak oleh Lille OSC. Ia mulai menunjukkan perannya dan di akhir musim, pemain muda Nigeria ini berhasil mencetak 13 gol dalam 25 pertandingan Ligue 1 sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak bagi klubnya.

Pada 31 Juli 2020, klub Serie A Napoli mengumumkan Osimhen sebagai pemain barunya dengan nilai transfer 70 juta euro. Nilai transfer ini sekaligus merupakan rekor transfer tertinggi bagi Napoli. Osimhen berhadil membawa Napoli meraih gelar juara ketiga Serie A Italia pada edisi 2022-2023.

 

3. Cesc Fabregas 

Fabregas terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia U-17 2003 (edisi ke-10) meskipun ia gagal membawa Spanyol meraih gelar juara dalam turnamen tersebut. La Roja junior harus merelakan gelar juara pada Brasil setelah kalah tipis 1-0 di partai final.

Fabregas dikenal sebagai salah satu gelandang tengah terbaik. Ia memulai karirnya dengan La Masia, akademi sepak bola klub Barcelona, ​​​​dan kemudian bergabung ke klub Liga Utama Inggris Arsenal pada September 2003 saat berusia 16 tahun. 

Ia memecahkan beberapa rekor klub dalam proses tersebut, mendapatkan reputasi sebagai salah satu pemain terbaik di posisinya, dan memenangkan Piala FA pada tahun 2005. Setelah melalui perjalanan panjang, Fabregas kembali ke Spanyol, Barcelona pada Agustus 2011.

Selama tiga musim di Camp Nou, Fabregas bermain bersama Xavi dan Andres Iniesta serta berhasil memenangkan satu gelar La Liga, Piala Raja Spanyol, Piala Dunia Antarklub FIFA, Piala Super UEFA, dan dua piala Super Spanyol. Kemudian di tahun 2014 ia kembali ke London untuk bergabung dengan Chelsea. 

Empat setengah musim bersama Si Biru di bawah asuhan manajer Jose Mourinho dan Antonio Conte, ia berhasil meraih satu gelar juara Piala Liga Inggris dan Piala FA, dan dua gelar juara Liga Utama Inggris (2014–2015 dan 2016–2017). 

Di negaranya, Fabregas menjadi langganan timnas Spanyol. Ia merupakan pemain kunci dalam kemenangan Spanyol pada Piala Eropa 2008 dan 2012, serta kemenangan mereka pada Piala Dunia 2010 saat menaklukkan Belanda di partai final.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement