Senin 04 Dec 2023 16:49 WIB

Cabai dan Bawang Merah Jadi Komoditas Penyebab Inflasi

Cabai merah menyumbang inflasi 0,16 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Harga cabai di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang masih mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Foto: Republika/ Wilda Fizriyani 
Harga cabai di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang masih mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tanaman pangan seperti cabe merah, cabe rawit dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar menjelaskan kontribusi tiga komoditas pangan tersebut terhadap inflasi berkisar di anka 0,03 persen hingga 0,1 persen.

"Yang beri andil inflasi terbesar adalah cabai merah, rawit, dan bawang merah. Namun, ketiga komoditas ini bukan termasuk pada 10 komoditas yang paling banyak diusahakan petani perorangan berdasarkan Sensus Pertanian 2023," kata Amalia di Ritz Caltron, Senin (4/12/2023).

Baca Juga

Secara rinci, Amalia menjelaskan cabai merah menyumbang inflasi 0,16 persen. Sedangkan cabai rawit sebesar 0,08 persen dan bawang merah 0,03 persen.

Inflasi atau kenaikan harga cabai merah sendiri menurutnya pada November 2023 naik drastis dengan level mencapai 42,83 persen dari posisi November 2022 yang hanya sebesar 20,28 persen. Sedangkan cabai rawit 43,27 persen dari tahun lalu deflasi 3,50 persen.

"Ke depan perlu didorong usaha pertanian baik perorangan maupun yang lainnya dapat juga melakukan usaha atau menanam cabai merah, rawit, dan bawang merah menjadi bagian yang diusahakan untuk bisa memberi kontribusi atau minimkan tekanan inflasi komoditas ini," ucap Amalia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement