Senin 04 Dec 2023 17:59 WIB

Dirjen WHO Kehabisan Kata-Kata untuk Gambarkan Penderitaan Warga Palestina di Gaza

Tentara Israel kembali mengebom Jalur Gaza usai jeda kemanusiaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, situasi sektor kesehatan di Gaza tidak terbayangkan.
Foto: Enzo Lemesle/Etat Major des Armees via AP
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, situasi sektor kesehatan di Gaza tidak terbayangkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, situasi sektor kesehatan di Gaza tidak terbayangkan. Dia menambahkan, laporan mengenai perang yang sedang berlangsung dan pengeboman besar-besaran di Gaza sungguh mengerikan.

“Kemarin (Sabtu) tim kami mengunjungi Rumah Sakit Medis Nassar di selatan.  Tempat itu dipenuhi 1.000 pasien atau tiga kali lipat dari kapasitasnya, banyak sekali orang yang mencari perlindungan, memenuhi setiap sudut fasilitas," ujar Tedros, dilaporkan Anadolu Agency, Ahad (3/12/2023).

Baca Juga

Tedros menyatakan bahwa, pasien menerima perawatan di lantai sambil berteriak kesakitan. Menurutnya, kondisi ini sangat tidak memadai. Tedros mengatakan, dia kehabisan kata-kata untuk menggambarkan pedihnya penderitaan warga Gaza. Tedros mengulangi seruannya untuk gencatan senjata secepatnya.

“Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk mengungkapkan keprihatinan kami atas apa yang kami saksikan,” ujar Tedros.

Ribuan jenazah masih berada di bawah puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel yang sedang berlangsung. Tim pertahanan sipil di Jalur Gaza mengatakan, mereka kekurangan peralatan sehingga sulit untuk mengevakuasi jenazah.

Dalam pernyataan tertulis yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Gaza, juru bicara pertahanan sipil Mahmoud Basal mengatakan, pasukan Israel terus-menerus menargetkan tim mereka di sejak 7 Oktober. Dia mengatakan, timnya tidak dapat mengevakuasi ribuan jenazah yang berada di bawah reruntuhan karena kurangnya peralatan.

“Ribuan orang yang mati syahid masih berada di bawah reruntuhan, dan kami tidak dapat mengambil mereka. Terdapat kekurangan yang jelas dan signifikan dalam kemampuan dan mekanisme kami. Kami tidak dapat menjangkau jenazah yang berada di bawah puing-puing di Jalur Gaza utara,” kata Basal.

Tentara Israel kembali mengebom Jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023) pagi setelah jeda kemanusiaan selama sepekan berakhir. Setidaknya 509 warga Palestina telah tewas dan 1.316 terluka sejak Jumat dalam serangan udara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Jumlah korban yang meninggal dunia akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 15.523 sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.

Jumlah korban luka pada periode yang sama meningkat menjadi 41.316 orang. Sementara Israel mengklaim jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement