Selasa 05 Dec 2023 02:04 WIB

Pengeboman Israel ke Gaza Selatan Jadi yang Terburuk Sejak 7 Oktober 2023

IDF telah memperluas wilayah pertempurannya di Jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mencemaskan agresi Israel ke selatan Jalur Gaza yang menjadi wilayah tempat penduduk sipil mengungsi. UNICEF menyebut, pengeboman ke selatan yang kini sedang berlangsung menjadi paling terburuk sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. 

“Ini adalah pengeboman perang terburuk saat ini di Gaza selatan. Saya melihat banyak sekali korban anak-anak. Kami memiliki peringatan terakhir untuk menyelamatkan anak-anak; dan hati nurani kolektif kita,” tulis Juru Bicara UNICEF James Elder lewat akun X resminya, Ahad (3/12/2023).

Baca Juga

Dalam pesan video terpisah, Elder mengatakan dia merasa kehabisan cara untuk menggambarkan kengerian yang dihadapi anak-anak di Jalur Gaza. “Saya merasa hampir gagal dalam menyampaikan pembunuhan anak-anak yang tiada henti di sini,” katanya.

Saat ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memperluas pertempurannya di Jalur Gaza. Sebelumnya IDF hanya memfokuskan konfrontasi dengan Hamas di wilayah utara Gaza. Oleh sebab itu penduduk sipil diperintahkan mengungsi ke selatan. Namun kini IDF pun melancarkan kampanye serangan, baik udara maupun darat, ke selatan Gaza.