REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film konser Beyonce yang berjudul Renaissance menuai kesuksesan di box office Amerika. Sinema yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi sendiri oleh Beyonce itu meraup pendapatan kotor sebesar 21 juta dolar AS (Rp 325,16 miliar) dari penayangan di 2.536 lokasi.
Capaian itu menandai rekor film pembuka terbesar di box office Amerika periode awal Desember sepanjang dua dekade. Namun, Renaissance yang mendapat skor A+ di CinemaScore tak cukup dilirik di luar negeri, dengan pendapatan sekitar 6,4 juta dolar AS (Rp 99,09 miliar) di 94 negara penayangan.
Film konser tersebut adalah judul kedua yang didistribusikan oleh sirkuit mega-bioskop AMC, yang juga merupakan rumah bagi blockbuster Taylor Swift: The Eras Tour. Di Amerika Serikat, lebih dari 70 persen penonton Renaissance adalah perempuan.
Dikutip dari laman The Hollywood Reporter, Senin (4/12/2023), 52 persen penonton bioskop berkulit hitam yang memenangkan beragam program. Hampir 70 persen dari seluruh pembeli tiket berusia antara 18 dan 34 tahun, termasuk 43 persen berusia antara 25 dan 34 tahun.
Mirip dengan Taylor Swift, Beyonce dan timnya memutuskan untuk melewati studio Hollywood dan membuat perjanjian dengan AMC Theaters untuk mendistribusikan Renaissance. Sinema itu menceritakan tur panggung dunia Beyonce baru-baru ini dan mencakup cuplikan di balik layar yang merinci perencanaan dan pelaksanaan konser.
Swift dan AMC membuat sejarah pada bulan Oktober ketika Taylor Swift: The Eras Tour dibuka dengan pendapatan mengejutkan sebesar 92,8 juta dolar AS (Rp 1,435 triliun) di dalam negeri. Sejauh ini, peluncuran terbesar yang pernah ada untuk sebuah film konser.
Tidak ada yang mengharapkan Renaissance menuai kesuksesan serupa, mengingat audiensnya lebih tua. Sebelum Eras Tour, Miley Cyrus dengan Hannah Montana: The Best of Both Worlds Concert Tour tahun 2008 memegang rekor pembukaan domestik teratas.
Khususnya, pendapatan untuk penayangan pembukkaan untuk film konser dengan 31,1 juta dolar AS (tidak disesuaikan dengan inflasi). Diikuti oleh Justin Bieber: Never Say Never tahun 2011, yang tiketnya terjual dengan pendapatan 29,5 juta dolar AS.
Renaissance mencerahkan akhir pekan yang lesu di bioskop Amerika. Sampai saat ini, pembukaan terbesar untuk akhir pekan pertama bulan Desember adalah The Last Samurai rilisan 2003 karya Tom Cruise sebesar 24,3 juta dolar AS (tidak disesuaikan dengan inflasi).
Setelah Renaissance, pendapatan tertinggi kedua di box office Amerika pekan ini adalah The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes. Pada akhir pekan ketiganya, film meraup 14,5 juta dolar AS (Rp 224,33 miliar) dari 3.691 lokasi. Film Jepang garapan Toho, Godzilla Minus One berada di posisi ketiga dengan perolehan 11 juta dolar AS (Rp 170,18 miliar) dari 2.308 bioskop.
Animal, film laga asal India, memperoleh 6,1 juta dolar AS (Rp 94,41 miliar) dari 700 bioskop di Amerika. Ada juga The Shift, film fiksi ilmiah berbasis agama besutan Angel Studios dengam pendapatan di pekan pembukaan sebesar 4,2 juta dolar AS (Rp 64,99 miliar).
Menyusul kemudian film thriller aksi Silent Night karya sutradara John Woo, yang menghasilkan tiga juta dolar AS (Rp 46,42 miliar). Sementara, pendapatan deretan film lain terbilang "suram" di pekan ini, termasuk Napoleon, Wish, dan Trolls Band Together.
Pendapatan film Wish dari Disney Animation pekan ini turun 62 persen dibanding pekan sebelumnya. Perkiraan pendapatan pekan ini sebesar 7,4 juta dolar AS (Rp 114,5 miliar) dari 3.900 lokasi.
Wish memperoleh nilai A CinemaScore, yang artinya tidak ada masalah pada plot atau sinematografi film. Namun, akhir-akhir ini Disney dilaporkan mengalami kegagalan dalam hal pendapatan.