Selasa 05 Dec 2023 07:24 WIB

Presiden ICRC: Warga Sipil di Gaza Tidak Miliki Tempat Aman untuk Berlindung

Presiden ICRC mengunjungi Gaza pada Senin kemarin.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
Foto: AP
Komite Palang Merah Internasional (ICRC)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric tiba di Gaza yang dilanda perang pada Senin (4/12/2023). Dia menyerukan perlindungan warga sipil di wilayah Palestina dan memperingatkan penderitaan manusia tidak dapat ditoleransi.

“Saya telah tiba di Gaza, di mana penderitaan masyarakat tidak dapat ditoleransi,” kata Spoljaric melalui akun media sosial X.

Baca Juga

Menurut ICRC, perjalanan Spoljaric ke wilayah tersebut akan dilakukan dalam beberapa tahap. Kunjungan ke Israel diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.

“Tidak dapat diterima bahwa warga sipil tidak memiliki tempat yang aman untuk pergi ke Gaza, dan dengan adanya pengepungan militer, maka saat ini tidak ada respons kemanusiaan yang memadai,” ujar Spoljaric dalam pernyataan ICRC dikutip dari Alarabiyah.

iCRC menghadapi kritik dari kedua belah pihak dalam konflik karena tidak memberikan bantuan yang memadai kepada sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Namun Spoljaric bersikeras bahwa semua orang yang dirampas kebebasannya harus diperlakukan secara manusiawi.

“Para sandera harus dibebaskan, dan ICRC harus diizinkan mengunjungi mereka dengan aman,” kata Spoljaric.

Kunjungannya terjadi setelah pertempuran skala penuh kembali terjadi pada Jumat (1/1/2023), setelah gagalnya gencatan senjata selama seminggu yang ditengahi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, dengan kesepakatan Israel dan Hamas saling bertukar sandera dan tahanan.

Israel telah menyatakan perang terhadap Gaza setelah serangan Hamas ke perbatasannya pada 7 Oktober menyebabkan 1.200 orang tewas, dengan ratusan orang disandera. Militer Israel mengatakan pada akhir pekan, bahwa pihaknya telah melakukan sekitar 10 ribu serangan udara sejak perang dimulai.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, lebih dari 15.500 orang meninggal di Gaza akibat pemboman Israel, sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Jumlah korban terbunuh ini telah memicu kekhawatiran global dan demonstrasi massal.

“Minggu lalu memberikan sedikit kelonggaran kemanusiaan, gambaran positif tentang kemanusiaan yang meningkatkan harapan di seluruh dunia bahwa jalan menuju pengurangan penderitaan kini dapat ditemukan,” kata Spoljaric dalam pernyataannya.

“Sebagai aktor netral, ICRC siap mendukung perjanjian kemanusiaan lebih lanjut yang mengurangi penderitaan dan kesedihan," ujar Spoljaric.

Spoljaric menjelaskan, tujuan kunjungannya adalah untuk memajukan upaya meringankan situasi kemanusiaan yang menyedihkan. “Saya akan menyampaikan keprihatinan saya yang mendalam terhadap penderitaan warga sipil dan menggarisbawahi komitmen penuh ICRC untuk melakukan segala yang kami bisa untuk meringankan penderitaan mereka,” katanya.

ICRC mengatakan, selama kunjungannya ke Gaza, Spoljaric juga akan menghabiskan waktu bersama tim organisasi tersebut di lapangan. Dia mengunjungi Rumah Sakit Eropa, tempat tim medis ICRC melakukan operasi penyelamatan nyawa bersama petugas kesehatan setempat.

“Kami mendesak agar kehidupan warga sipil dilindungi dan dihormati di semua sisi, sejalan dengan hukum kemanusiaan internasional, dan saya mengulangi seruan itu hari ini,” kata Spoljaric menegaskan bahwa aliran bantuan tanpa hambatan dan teratur harus diizinkan masuk Gaza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement