Selasa 05 Dec 2023 17:25 WIB

China Klaim Negaranya Selalu Tepati Janji Terkait Tata Kelola Perubahan Iklim

China selalu berkontribusi terhadap tata kelola iklim global.

Kabut polusi udara di jalan utama kota Beijing, China.
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Kabut polusi udara di jalan utama kota Beijing, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengklaim China selalu menepati janji dalam tata kelola iklim termasuk kesepakatan dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (Conference of the Parties United Nations Framework Convention on Climate Change atau COP-UNFCCC).

"Wakil Perdana Menteri Ding Xuexiang dalam COP28 mengatakan bahwa China selalu menepati janjinya dan memberikan kontribusi penting terhadap tata kelola iklim global dan juga mengajukan tiga proposal mengenai tata kelola iklim global, yaitu mempraktikkan multilateralisme, mempercepat transformasi hijau dan memperkuat aksi," kata Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, China, dikutip Selasa (5/12/2023).

Baca Juga

Wakil PM Ding Xuexiang dalam World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab menyampaikan pesan dari Presiden Xi Jinping yang menekankan perlunya untuk mematuhi tujuan dan prinsip dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris.

Xi juga secara aktif meningkatkan proporsi energi terbarukan, mempromosikan penggunaan energi tradisional yang bersih, rendah karbon dan efisien, serta mempercepat cara produksi dan gaya hidup yang ramah lingkungan dan rendah karbon.

"Ia menambahkan bahwa negara-negara perlu sepenuhnya menghormati komitmen yang ada. Secara khusus, negara-negara maju harus secara efektif meningkatkan dukungan finansial, teknologi dan peningkatan kapasitas kepada negara-negara berkembang," tambah Wang Wenbin.

Wang Wenbin menyebut pidato Wakil PM Ding Xuexiang menunjukkan rasa tanggung jawab China sebagai negara besar dalam secara aktif mengatasi perubahan iklim dan memimpin tata kelola iklim global yang akan membantu COP28 mencapai hasil serta mendorong implementasi Perjanjian Paris.

Selama COP28 tersebut, Ding juga menghadiri dan berpidato di KTT G77) serta bertemu dengan para pemimpin negara lain termasuk Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Zambia Hakainde Hichilema, Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel, Presiden Maladewa Mohamed Muizzu dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

"Wakil PM Ding menceritakan kepada mereka apa yang telah dicapai China dalam meningkatkan konservasi ekologi dan usulan China mengenai tata kelola iklim dan lingkungan hidup global, yang telah diakui secara luas," ungkap Wang Wenbin.

Dalam COP28 itu, sebanyak 118 negara menyatakan komitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2030. Negara-negara yang menandatangani komitmen tersebut antara lain UAE, AS, Brazil, Jepang, Inggris, Meksiko, Polandia, Jerman, Australia, Kanada, Denmark, Prancis, Kenya, Belanda, Nigeria, dan Spanyol.

Sementara Turki, China, India, dan Afrika Selatan belum menandatangani inisiatif itu. Meningkatkan kapasitas energi terbarukan global sebanyak tiga kali lipat berarti meningkatkan dari 3,4 terawatt pada 2022 menjadi 11 terawatt pada 2030.

Kedua target tersebut merupakan salah satu dari lima langkah utama yang diumumkan oleh Badan Energi Internasional untuk menyukseskan COP28.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement