Selasa 05 Dec 2023 13:34 WIB

Ini Kekejaman Israel Saat Jadikan Anak-Anak Tameng Manusia

Anak-anak ditutup matanya, ditodong senjata, hingga dijemur di bawah matahari

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel mengepung rumah keluarga Shalloun dan menggunakan empat anak mereka sebagai perisai manusia sekitar pukul 11.30 waktu setempat selama sekitar dua jam pada 1 Maret 2023 di kamp pengungsi Aqbat Jaber, dekat Kota Jericho di wilayah pendudukan Tepi Barat. Tentara Israel memerintahkan semua orang keluar rumah dan mendesak ayah mereka, Maher Shalloun, menyerahkan diri.

Maher tetap di dalam rumah, sementara anggota keluarganya yang lain digiring keluar rumah oleh tentara Israel. Pasukan Israel kemudian mengancam putra Maher, yaitu Nidal (9 tahun) dan Karam (11 tahun).

Baca Juga

Selain itu, keponakan Maher yang merupakan saudara kembar, Ahmad dan Mohammad yang berusia dua tahun juga dijadikan tameng manusia oleh pasukan Israel. Tentara Israel memaksa anak-anak itu untuk berdiri di depan kendaraan militer Israel sementara pasukan Israel menembakkan tabung gas air mata, granat setrum, dan peluru tajam ke arah warga Palestina yang menghadapi kelompok tentara tersebut.

Anak Palestina kelima, Anas Abdurrahim Kamal Al-Khalili yang berusia 16 tahun digunakan sebagai perisai manusia di tangga di atas toko roti tempat dia bekerja oleh pasukan khusus Israel dengan pakaian sipil pada 22 Februari selama serangan militer besar-besaran Israel ke Nablus di wilayah utara Tepi Barat.