Selasa 05 Dec 2023 16:12 WIB

Takut Diserang, Israel Minta Warganya Sembunyikan Identitas dan tak Pergi ke Luar Negeri

Warga Israel diminta tak tunjukkan identitas sebagai Yahudi saat di luar negeri

Pemerintah Israel menyerukan para warga Israel agar tidak menunjukkan identitas mereka sebagai Yahudi maupun Israel saat berada di luar negeri.
Foto: AP
Pemerintah Israel menyerukan para warga Israel agar tidak menunjukkan identitas mereka sebagai Yahudi maupun Israel saat berada di luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Israel pada Senin (4/12/2023) menaikkan level peringatan bepergian yang mencakup 80 negara. Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) dalam pernyataannya mengatakan langkah tersebut diambil menyusul "meningkatnya ancaman" dari Iran dan kelompok Hamas, dan upaya-upaya penyerangan terhadap Yahudi dan warga Israel di seluruh dunia.

Dewan itu mendesak warga Israel untuk berpikir dua kali jika perlu bepergian ke luar negeri dalam beberapa minggu ke depan dan mengingatkan mereka untuk mengikuti rekomendasi keamanan. Dewan juga menyerukan para warga Israel agar tidak menunjukkan identitas mereka sebagai Yahudi maupun Israel saat berada di luar negeri.

Baca Juga

Di bawah arahan keamanan baru, negara-negara Arab dan wilayah Kaukasus Utara dianggap wilayah beresiko tinggi. Negara-negara di Eropa Barat, seperti Inggris, Prancis, Jerman, maupun negara-negara di kawasan lain seperti Rusia, Brazil, Argentina, dan Australia berada dalam peringatan tingkat 2 sebagai negara yang perlu diwaspadai.

Sementara, peringatan tingkat 3 meliputi negara-negara Afrika Selatan, Eritrea, Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Kirghizstan.

Pada 1 Desember 2023, Israel kembali melancarkan serangan militer di Jalur Gaza setelah jeda kemanusiaan selama seminggu dengan Hamas berakhir. Sebanyak 15.899 warga Palestina tewas dan lebih dari 42.000 luka-luka dalam serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak 7 Oktober --setelah Hamas melancarkan serangan lintas batas.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement