REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pedro Acosta menggebrak pentas MotoGP musim ini seusai merengkuh gelar juara dunia kelas Moto2. Kesuksesan di kelas Moto2 tersebut membawa pembalap asal Spanyol itu memecahkan sejumlah rekor impresif.
Dalam usia 19 tahun, Acosta menjadi pembalap termuda yang mampu merengkuh gelar juara dunia kelas Moto2. Rekor ini melengkapi torehan rekor sebagai juara termuda kala menyabet gelar juara dunia kelas Moto3 pada musim 2021 silam. Tidak berhenti sampai situ, Acosta juga menorehkan rekor impresif lain.
Pembalap Red Bull KTM Ajo pada musim ini tersebut menjadi satu-satunya pembalap yang sudah mengoleksi gelar juara dunia kelas Moto3 dan kelas Moto2 hanya dalam tiga musim awal mengaspal di gelaran Grand Prix. Acosta pun digadang-gadang bakal menorehkan tinta emas di sejarah kelas utama pada masa mendatang.
Pengoleksi tiga gelar juara dunia kelas utama MotoGP, Jorge Lorenzo, berbagi anggapan yang sama. Acosta, ujar Lorenzo, akan menjadi pembalap yang bersaing di level teratas. Bahkan, mantan pembalap Yamaha Factory Racing itu menilai, Acosta akan menempati tangga juara kelas utama MotoGP pada masa mendatang.
''Dia sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi juara kelas utama MotoGP. Dia sudah mendapatkan titel Moto2 dan Moto3, tinggal kelas MotoGP. Saya yakin, pembalap seperti Pedro Acosta hanya dilahirkan 10 tahun sekali,'' ujar Lorenzo kepada DAZN, Selasa (5/12/2023).
Di atas lintasan, Lorenzo menilai Acosta sudah menunjukkan potensi dan bakat yang cukup besar. Tidak hanya itu, Acosta pun dinilai begitu disiplin dan terus berusaha untuk bisa menjadi yang tercepat. Mengakhiri balapan di tempat terdepan, ujar Lorenzo, seperti begitu mudah dilakukan oleh Acosta.
''Dia juga memiliki ambisi besar. Di luar trek, dia adalah pribadi yang menyenangkan, rendah hati, jenaka, semua orang menyukai dirinya. Dia sudah memiliki semua modal (untuk jadi juara),'' kata Lorenzo yang meraih gelar juara dunia kelas utama MotoGP pada 2010, 2012, dan 2015 tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh juara dunia kelas 500cc MotoGP pada 1999 silam, Alex Criville. Menurut mantan pembalap asal Spanyol itu, keberhasilan Acosta memecahkan sejumlah rekor sudah cukup menjadi penanda soal kemampuannya di atas trek. Kemampuan di atas lintasan balap itu, lanjut Criville, kemudian dilengkapi Acosta dengan karakteristik yang tepat.
''Juara tidak ditempa begitu saja dari ruang hampa, semua orang tahu itu. Namun, karakter, kerendahan hati, spontanitas, dan kemauannya untuk terus belajar membuat dia mendapatkan apa yang telah dia raih selama ini. Hal terindah adalah dia akan berusaha mengejar target yang diberikan,'' kata Criville kepada Marca.