REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sejarah Israel modern tak pernah luput dari jejak wartawan. Sejak era Theodor Herzl hingga kini. Pada 1894, Herzl meliput persidangan Alfred Dreyfus, seorang Yahudi Prancis yang didakwa menjadi mata-mata Jerman.
Herzl membenci Dreyfus namun kemudian membelanya mati-matian. Ia 'menemukan' Dreyfus tak bersalah dalam skandal itu dan hanyalah seorang korban anti-Semit yang sedang mewabahi Eropa.
Maka, saat orang-orang Eropa berteriak, 'Death. Death to the Jews,' Herzl justru melobi tokoh-tokoh penting Eropa demi pembebasannya. Bagi wartawan Yahudi Austro-Hungaria itu, Dreyfus adalah simbol ketidakadilan Eropa terhadap Yahudi.
Dreyfus mendapatkan maaf pada 1899. Namun, sejak dua tahun sebelumnya, Herzl telah melangkah lebih jauh lagi. Dia menggelar Kongres Yahudi pertama di Basel dengan tujuan mendirikan negara Yahudi.