Selasa 05 Dec 2023 21:54 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 75 pendaki terdaftar di dua posko Gunung Marapi atau secara daring melalui BKSDA Sumbar, sebelum mendaki pada Sabtu (2/12). Gunung Marapi yang berlokasi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat ini kemudian meletus keesokan harinya, Minggu (3/12). Pada hari yang sama, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 49 pendaki.
Beberapa di antaranya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka bakar dan satu orang mengalami patah tulang. Keesokan harinya, Senin (4/12), 3 korban selamat kembali dievakuasi, sehingga pendaki yang selamat mencapai 52 orang. Saat itu tim SAR juga menemukan 11 jenazah, 3 di antaranya berhasil dibawa turun. '
Gunung berapi setinggi 2.891 meter itu kembali mengeluarkan erupsi pada Senin sore, menyebabkan proses evakuasi harus dihentikan sementara. Hari ini, Selasa (5/12) pagi, tim SAR gabungan berhasil menjangkau lokasi jenazah yang berdekatan dengan puncak gunung. Basarnas Padang mengonfirmasi bahwa total jenazah yang ditemukan bertambah menjadi 13 orang. Sementara 10 lainnya masih dalam pencarian.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan bahwa Gunung Marapi sudah berstatus ‘waspada’ sejak 2011, sehingga pendaki dan penduduk desa dilarang berada dalam jarak 3 km dari puncak. Marapi tercatat mengalami erupsi rutin sejak 2004, dengan jeda waktu 2-4 tahun. “Letusan Marapi selalu terjadi secara tiba-tiba dan sulit dideteksi dengan peralatan karena sumbernya dekat dengan permukaan,” kata Gunawan.