REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, menyoroti polling yang menyebutkan Gen Z ternyata memperhatikan visi-misi calon pemimpin. Bahkan, lebih mementingkan visi-misi daripada gimik politik.
"Hal ini membuktikan pemilih muda cerdas dalam memilih calon pemimpinnya," kata Hendri di Kantor Kedai Kopi, Selasa (5/12).
Komentar itu merujuk polling yang dilakukan Kedai Kopi melalui program Mobil Ide Rakyat. Digelar di tiga provinsi di Pulau Jawa bagian Barat yang tersebar di lima titik lokasi dalam periode 18-25 November 2023.
Mobil Ide Rakyat jadi edukasi politik untuk menangkap aspirasi masyarakat khususnya generasi muda dalam menyambut Pemilu 2024. Sebanyak 1.269 orang menyampaikan aspirasinya atas isu-isu yang jadi perbincangan nasional.
Antara lain politik uang, keistimewaan dalam dunia politik, hak angket DPR terkait putusan kontroversi MK, faktor penentu dalam memilih presiden dan wakil presiden. Ada pula kriteria calon presiden yang pro anak muda.
Hensat mengatakan, aspirasi dari rakyat sudah seharusnya didengarkan oleh setiap insan yang terlibat dalam pemilihan umum. Jadi, bukan hanya KPU, Bawaslu, partai politik atau pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Tapi, lanjut Hensat, penguasa saat ini yang akan menyerahkan tongkat estafet kepada pemimpin baru. Ia berharap, kehadiran Mobil Ide Rakyat bisa jadi inspirasi kelompok-kelompok lain untuk meniru hal-hal baik.
"Tidak harus mobil, bisa kendaraan lain, yang penting bisa menangkap aspirasi rakyat dan hasilnya diinformasikan kembali ke rakyat, disuarakan kepada seluruh elemen yang terlibat dalam Pemilu 2024," ujar Hensat.
Dari polling MIR, 75,8 persen responden menyatakan suara mereka tidak bisa dibeli, meski diberi sesuatu oleh kandidat. Lalu, 58,6 responden merasa karir politik anak muda bisa cepat dengan modal kecerdasan dan kompetensi.
Namun, 39,2 persen merasa sulit bagi anak muda memiliki karir cepat di dunia politik bila tidak disokong pengaruh orang dalam. Soal kriteria politisi muda, dua jawaban teratas sosok pro rakyat dan kerja nyata.
"Pada pertanyaan keinginan politisi muda berdasarkan gender, kriteria seperti sederhana dan tegas berada di urutan bawah," kata Kepala Program Mobil Ide Rakyat, Rifqi Islami.
Pada pertanyaan apakah DPR perlu melayangkan hak angket penyelidikan atas putusan MK, 64,1 persen menjawab perlu. Sedangkan, soal prioritas atas kriteria dalam memilih presiden, visi dan misi berada di urutan teratas.
"Urutan teratas sangat penting oleh 39,5 persen responden dan janji kampanye di urutan buncit sebesar 8,3 persen," ujar Rifqi.
Responden turut merasa tugas presiden lima tahun mendatang harus mampu selesaikan hal-hal yang menjadi keresahan hari ini. Antara lain korupsi 21,4 persen, ekonomi tidak stabil 21,2 persen dan kemiskinan 19,2 persen.