Rabu 06 Dec 2023 06:25 WIB

Cak Imin Kembalikan KPK Seperti Dulu, TKN Prabowo-Gibran: Pencegahan Lebih Penting

KPK kini sedang menjadi sorotan publik pasca- eks Ketua KPK Firli Bahuri tersangka. 

Rep: Febryan A/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Erwin Aksa ketika diwawancarai wartawan di Markas TKN Fanta, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2023).
Foto: Republika/Febryan A
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Erwin Aksa ketika diwawancarai wartawan di Markas TKN Fanta, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka merespons pernyataan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang berjanji mengembalikan independensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti dulu. TKN menyebut, Prabowo-Gibran ingin KPK menjadi lembaga yang mengutamakan pencegahan daripada penindakan kasus korupsi. 

"Bagi kami, pencegahan lebih penting dibanding penegakannya," kata Wakil Ketua TKN, Erwin Aksa kepada wartawan di Markas TKN Fanta, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2023). 

Baca Juga

Erwin menambahkan, Prabowo-Gibran ingin KPK ke depan lebih banyak melakukan pencegahan terhadap praktik korupsi. Dengan begitu, tak ada lagi keuangan negara atau program untuk rakyat yang diselewengkan.

"Kita ingin pencegahannya dipertinggi, investasi pencegahannya dipertinggi, makanya KPK perlu berfungsi sebagai alat pencegahan," kata politikus Partai Golkar itu.

Sebelumnya, Cak Imin berjanji apabila dirinya dan Anies Baswedan menang, mereka akan mengembalikan independen KPK seperti sebelum UU KPK direvisi pada 2019. Imin meyakini caranya gampang, yakni presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) KPK.

"Begitu (Anies) jadi presiden, langsung kita keluarkan Perppu kembali ke undang-undang asal KPK," kata Imin di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023).

KPK kini sedang menjadi sorotan publik. Sebab, eks Ketua KPK Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Firli diduga melakukan pemerasan ketika lembaga antirasuah yang dipimpinnya sedang menyelidiki kasus korupsi Syahrul.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement