Rabu 06 Dec 2023 16:40 WIB

Pasar Tenaga Kerja AS Lesu, Rupiah Terdorong Menguat

Rupiah menguat 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.494 per dolar AS.

Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik atau menguat dipengaruhi kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mulai mendingin. Hal itu tecermin dari data lowongan pekerjaan yang menurun.

"Penurunan jumlah lowongan tenaga kerja menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang mulai mendingin dapat menopang pergerakan rupiah," kata Taufan di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Baca Juga

Taufan menuturkan, laporan lowongan pekerjaan AS mengindikasikan bahwa lowongan pekerjaan menurun dari 9,35 juta menjadi 8,73 juta.

"Di sisi optimisme, rilis angka tenaga kerja AS yang buruk dapat membantu menopang penguatan rupiah," ujarnya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pemberi kerja di AS membukukan 8,7 juta lowongan pekerjaan pada Oktober, yang merupakan jumlah terendah sejak Maret 2021. Hal itu merupakan tanda bahwa perekrutan tenaga kerja mengalami penurunan seiring dengan kenaikan suku bunga namun masih dalam kecepatan yang sehat.

Investor pasar saham secara luas memperkirakan the Fed mempertahankan suku bunganya pada pertemuan pekan depan. Suku bunga berjangka juga menunjukkan kemungkinan 65 persen penurunan suku bunga pada pertemuan the Fed Maret, menurut alat FedWatch CME Group.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya mengungkap strategi yang dilakukan oleh bank sentral ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak ekonomi global.

Strategi pertama adalah dengan tetap memastikan BI berada di pasar untuk memastikan mekanisme pasar. Strategi berikutnya adalah melalui perluasan penerapan pengelolaan devisa hasil ekspor (DHE) dan terus menambah kecukupan cadangan devisa.

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 sebesar 133,1 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah menguat 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.494 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.505 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu stabil di posisi Rp15.504 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement