Rabu 06 Dec 2023 18:11 WIB

Masih tentang Nyamuk Wolbachia, Pakar dari Unair Ungkap Segudang Manfaatnya   

Nyamuk Bionik Wolbachia diklaim bisa hadang demam berdarah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nashih Nashrullah
Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dewasa terlihat dari mikroskop untuk penelitian di Insektarium Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu (2/12/2023). Sejak 2011 Insektarium UGM mengembangbiakkan atau berternak nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia. Tujuan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dikembangbiakkan untuk menekan penularan virus demam berdarah di masyarakat. Mulai 2015 pelepasan telur Aedes aegypti mulai dilakukan di lingkungan masyarakat. Saat ini, Insektarium UGM bisa memanen telur nyamuk Aedes aegypti sebanyak 550.000 telur dalam atau periode atau sekitar tiga minggu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dewasa terlihat dari mikroskop untuk penelitian di Insektarium Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu (2/12/2023). Sejak 2011 Insektarium UGM mengembangbiakkan atau berternak nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia. Tujuan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dikembangbiakkan untuk menekan penularan virus demam berdarah di masyarakat. Mulai 2015 pelepasan telur Aedes aegypti mulai dilakukan di lingkungan masyarakat. Saat ini, Insektarium UGM bisa memanen telur nyamuk Aedes aegypti sebanyak 550.000 telur dalam atau periode atau sekitar tiga minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Aryati mengatakan, pemanfaatan nyamuk Wolbachia untuk mengantisipasi demam berdarah telah melalui penelitian panjang. Di mana penelitian sudah berlangsung sejak 2011.

Prof Aryati juga menjadi bagian dari tim ahli yang melakukan kajian risiko Wolbachia oleh Kemenkes. Prof Aryati memastikan, proses pemantauan terkait nyamuk Wolbachia masih tetap berlangsung hingga saat ini. Selain Indonesia, ada negara lain yang telah menggunakan inovasi nyamuk ini.

Baca Juga

"Seperti Australia, Brasil, Kolombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, hingga Meksiko," ujarnya, Rabu (6/12/2023). 

Prof Aryati menjelaskan, Wolbachia merupakan bakteri alami. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang secara alami ada pada serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Wolbachia merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah. 

"Tapi yang paling terkenal kandungan Wolbachia ada di lalat buah Drosophila melanogaster," ujar Prof Aryati. 

Uniknya, kata dia, nyamuk Wolbachia ini menghasilkan siklus yang berbeda saat proses perkawinan. Nyamuk Wolbachia jantan yang kawin dengan nyamuk Aedes aegypti non-Wolbachia betina maka tidak akan menghasilkan telur yang menetas. "Nyamuknya jadi mandul, ya, tidak bisa menghasilkan keturunan," kata Prof Aryati.

Nyamuk Wolbachia betina yang kawin dengan nyamuk Aedes aegypti non-Wolbachia jantan maka akan menghasilkan telur dengan gen Wolbachia. "Sama halnya kalau nyamuk Wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan ber-Wolbachia," ucapnya.

Setelah melalui penelitian panjang, terbukti bahwa keberadaan nyamuk Wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1 persen. Selain itu jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86 persen.

Prof Aryati pun menjelaskan ragam manfaat keberadaan nyamuk Wolbachia. Meski nyamuk tersebut mengandung bakteri, namun bakteri tidak bisa menginfeksi manusia.

"Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit nyamuk Wolbachia tidak akan menyebabkan manusia sakit," ucqp Aryati.

Baca juga: Heboh Wolbachia, Ini Tafsir dan Rahasia Nyamuk yang Diabadikan Alquran Surat Al-Baqarah

Dia mengatakan, nyamuk Wolbachia tidak mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti. Namun dengan adanya nyamuk ini, akan menekan penyebaran virus dengue yang dapat terbawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Prof Aryati mengatakan, nyamuk ini menjadi pelengkap dari program 3M Plus milik pemerintah. Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk tidak khawatir terhadap keberadaan nyamuk Wolbachia.

"Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau telanjur tergigit tidak apa-apa karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia," kata dia.  

photo
Pasien demam berdarah dengue (DBD). (Ilustrasi) - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement