Rabu 06 Dec 2023 20:36 WIB

G.O.A.T, Titel Kreasi Atlet Muslim yang Kini Diperebutkan Para Pesekbola

GOAT, jadi titel yang di era kekinian sangat berkesan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pengunjung melewati kutipan besar Muhammad Ali dekat eskalator pintu masuk pameran di arena O2, Sabtu, 4 Juni 2016. O2 menjadi tempat pertarungan tinju bergengsi di London, Inggris..
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Pengunjung melewati kutipan besar Muhammad Ali dekat eskalator pintu masuk pameran di arena O2, Sabtu, 4 Juni 2016. O2 menjadi tempat pertarungan tinju bergengsi di London, Inggris..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah Greatest of All Time atau yang lebih dikenal dengan GOAT sering dijumpai dalam tulisan-tulisan maupun diskusi dalam sepakbola. Seperti perdebatan siapa yang layak mendapatkan julukan GOAT antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. 

Perdebatan siapa yang layak menyandang predikat ini berlangsung selama lebih dari satu dekade. Umumnya pemain yang disematkan dengan julukan tersebut karena prestasi di lapangan yang ditandai oleh jumlah trofi seperti Piala Dunia dan Liga Champions. Selain itu mereka juga dianggap mewakili kehebatan pada suatu era tertentu.

Baca Juga

Kendati demikian istilah GOAT sejatinya sudah ada sebelum ramai diperdebatkan di dunia sepakbola. Dilansir dari allfootball, Rabu (6/12/2023), istilah GOAT dipopulerkan oleh petinju legendaris Muhammad Ali yang pada 1964 menyatakan dirinya yang terhebat setelah mengalahkan Sony Liston.

GOAT sendiri adalah akronim dari Greatest of All Time atau "terhebat sepanjang masa". Maka setelah Ali menyatakan dirinya yang terhebat, petinju Muslim itu pun mendapatkan julukan GOAT. Ali kembali menyatakan dirinya yang terhebat setelah mengalahkan George Foreman pada 1974.

"Semuanya berhenti bicara sekarang. Perhatian! Sudah saya katakan, semua kritik saya, saya sudah katakan kepada Anda semua bahwa saya adalah yang terhebat sepanjang masa ketika saya mengalahkan Sonny Liston," kata Ali usai pertarungan bertajuk 'Rumble in the Jungle'.

Ia menyampaikan kepada lawannya jangan pernah berpikir untuk mengalahkannya atau kalah. Ia mengeklaim jika umurnya belum sampai 50 tahun maka akan sulit dikalahkan.

Begitupun dalam sepakbola GOAT adalah pemain terbaik sepanjang masa. Dia mempunyai banyak trofi atau mewakili kehebatan di eranya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement