REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tertawa adalah tindakan ekspresi yang umumnya terkait dengan kegembiraan atau hiburan. Ini merupakan respons alami terhadap sesuatu yang dianggap lucu atau menghibur.
Dalam kehidupan sehari-hari, tertawa dapat menjadi cara yang baik untuk melepaskan stres, meningkatkan suasana hati, dan merasakan koneksi sosial dengan orang lain.
Dalam Islam, tertawa tidak dianggap sebagai sesuatu yang dilarang atau negatif. Sebaliknya, tertawa dipandang sebagai salah satu cara untuk merelaksasi diri, meningkatkan suasana hati, dan menikmati kegembiraan yang diberikan Allah SWT.
Terdapat banyak riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa beliau sendiri tersenyum dan tertawa dalam berbagai kesempatan.
Di dalam Alquran juga terdapat beberapa ayat yang membahas tentang tertawa. Tertawa dalam Alquran ditulis dengan kalimat dari kosa kata yang artinya tertawa. Setidaknya ada delapan ayat yang menyebut tentang tertawa di dalam Alquran. Berikut delapan ayat Alquran tersebut:
1. Surat an-Najm ayat 60
Allah SWT berfirman:
وَتَضْحَكُوْنَ وَلَا تَبْكُوْنَۙ Artinya: “Kamu mentertawakan dan tidak menangisi(-nya).”
Dalam tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Alquran, sedang Alquran membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya.
2. Surat at-Taubah ayat 82
Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:
فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Artinya: “Maka, biarkanlah mereka tertawa sedikit (di dunia) dan menangis yang banyak (di akhirat) sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.”
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang munafik itu sepantasnya lebih banyak menangis daripada tertawa memikirkan nasib dan dosa mereka di dunia dan di akhirat karena mereka akan menerima azab yang pedih, sesuai dengan perbuatan mereka di dunia.
Di dunia mereka mendapat kehinaan dan kerugian karena perbuatan mereka sendiri, yaitu menghina dan mengejek orang-orang mukmin, membuat propaganda busuk untuk menghalang-halangi orang Islam dan mematahkan semangat perjuangan. Sedang di akhirat nanti membawa dosa yang banyak dan tidak dapat ampunan dari Allah SWT.
3. Surat Al-Muṭaffifin ayat 29
Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu selalu mentertawakan orang-orang yang beriman.”
Baca juga: Heboh Wolbachia, Ini Tafsir dan Rahasia Nyamuk yang Diabadikan Alquran Surat Al-Baqarah
Dalam Tafsir Tahlili Alquran Kemenag dijelaskan, sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas dan berdosa dahulu selalu menertawakan orang-orang yang beriman. Ketika Nabi Muhammad membawa Alquran dengan ajaran Islam yang mengandung kebajikan, ia mendapatkan perlawanan yang hebat dari orang-orang musyrik Makkah.
Perlawanan ini terutama dari para pembesarnya yang sejak nenek moyangnya sudah biasa menyembah patung berhala. Mereka menentang ajaran apa saja yang datang dari luar yang bertentangan dengan kepercayaan mereka.
Telah menjadi kebiasaan bagi orang-orang besar yang bersandar kepada kekuasaan dan kebendaan atau kekayaan bahwa mereka selalu bersikap sinis atau mencemoohkan pihak lain yang tidak sejalan dengan kepercayaan dan kebudayaan mereka.
4. Surat Al-Mu'minun ayat 110...