REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alfiah Nabilah Masturah, mengungkapkan puasa dari media sosial (medsos) dianggap mampu mengatasi gangguan mental. Media sosial merupakan salah satu penyebab atau pemicu gangguan pada kesehatan mental.
Menurut Alfiah, kesehatan mental memiliki peran yang krusial bagi seseorang. Dewasa ini, banyak yang beranggapan bahwa generasi minelial dan Z adalah generasi yang mudah rapuh. "Dan rentan terkena gangguan mental," katanya.
Hidup di tengah perkembangan zaman yang serbamodern ini, kata dia, memang penuh tantangan. Namun, masyarakat tidak dapat langsung menilai bahwa generasi milenial dan generasi Z adalah generasi yang lemah.
Menurut dia, setiap generasi memiliki kesulitannya masing masing dalam menjalani hidup. Bagi kaum milenial dan gen Z, hidup dengan kondisi teknologi yang pesat adalah salah satu tantangannya. Mereka kerap dihadapkan pada kehidupan yang seolah-olah nyata, padahal itu hanya dunia maya.
Semua sibuk mengunggah pencapaian dan kesuksesannya di media sosial. Tanpa sadar, hal itu membuat mereka sering membandingkan hidup dengan orang lain. Bahkan, tak jarang membuat mereka merasa tidak percaya diri.
Lebih lanjut, Alifah menjabarkan dalam sudut pandang psikologi, kondisi ini akan sangat berbahaya. Bukan tidak mungkin juga mengganggu kesehatan mental. Kesehatan mental itu erat kaitannya dengan sejahtera atau wellbeing yang turunannya adalah menerima, bersyukur, juga ikhlas.
Alifah menilai, hal yang paling penting dalam kesehatan mental adalah menerima diri. Memahami bahwa di dunia terdapat beberapa hal yang memang tidak bisa dikontrol.
Perlu disadari pula bahwa setiap diri memiliki kemampuan untuk memberikan batasan atas apapun. Demi menjaga kesehatan mental, seseorang berhak menarik diri dan bersikap cuek pada hal-hal yang memang mengganggu tujuan hidup.
Kesehatan mental adalah kunci....