Kamis 07 Dec 2023 07:14 WIB

Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat Tetap Terjaga di Tengah Aksi Boikot

Daya beli ini menjamin konsumsi tetap berjalan di produk yang tak terkait Israel.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Deretan stand UMKM saat Festival Hijriah 2023 di GOR Sritex, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023). Pada Festival Hijriah 2023 ini juga ikut meningkatkan perekonomian setempat dengan diberikannya tempat untuk 15 UMKM. Mulai dari makanan, fashion, dan produk olahan ikut menjajakan produknya. Untuk ikut mempromosikan sebelum tausiyah Habib Jafar juga ikut mengenalkan kepada netizen melalui media sosialnya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Deretan stand UMKM saat Festival Hijriah 2023 di GOR Sritex, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023). Pada Festival Hijriah 2023 ini juga ikut meningkatkan perekonomian setempat dengan diberikannya tempat untuk 15 UMKM. Mulai dari makanan, fashion, dan produk olahan ikut menjajakan produknya. Untuk ikut mempromosikan sebelum tausiyah Habib Jafar juga ikut mengenalkan kepada netizen melalui media sosialnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imbauan boikot terhadap sejumlah merek yang dianggap pendukung Israel masih berlangsung. Meski dampaknya cukup signifikan, Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi, melihat daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga.

"Dampak boikot memang cukup signifikan terutama pada produk-produk retail yang selama ini diasosiasikan oleh publik sebagai entitas bisnis yang turut mendukung ekonomi Israel," kata Media, Rabu (6/12/2023).

Baca Juga

Menurut Media, saat ini terjadi peralihan antara satu produk ke produk lainnya. Dengan struktur pasar retail saat ini, suplai barang untuk komoditas tertentu tidak terpengaruh secara signifikan karena produk yang menurun pembeliannya digantikan oleh produk lain yang naik pembeliannya.

Dengan kata lain, Media menegaskan, daya beli masyarakat dan konsumsi tetap terjaga. Sehingga, pada dasarnya secara agregat tidak terjadi penurunan ekonomi nasional di sektor tertentu akibat gerakan boikot.

Boikot juga berdampak pada peralihan menuju produk UMKM, yang tidak tercatat dalam aggregat ekonomi nasional, meskipun jumlahnya tidak begitu signifikan. Produk yang saat ini diboikot sebagian besar adalah produk harian yang bisa ditemukan dengan mudah substitusinya.

Media melihat, beberapa produk lokal mendapatkan keuntungan akibat adanya peralihan dari produk yang diasosiakan terlibat dalam perekonomian Israel. Pada saat yang sama, terdapat peluang bagi munculnya produk-produk baru yang menawarkan nilai-nilai produk dalam negeri, pro humanisme maupun pro lingkungan.

Secara tidak langsung, menurut Media, terjadi peningkatan kesadaran pelaku bisnis bahwa setiap keputusan bisnis mereka berkaitan erat dengan reaksi konsumen. Sehingga mereka menyadari semua keputusan bisnis tidak bisa berdiri sendiri tapi juga menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance.

"Ini dapat menjadi pengingat bagi perusahaan besar, jika ingin tetap bertahan mereka tidak boleh mengenyampingkan aspek ini," ujar Media.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement