REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Danlanudal Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo menjelaskan kronologi adanya penumpang pesawat Pelita Air dengan nomor penerbangan IP 205 yang melontarkan candaan soal bom, dan membuat penerbangan tertunda pada Rabu (6/12/2023). Bermula saat salah satu penumpang berinisial SHW akan menaruh bagasi barang berupa tas punggung di kabin.
Saat itu, pramugari Pelita Air bernama Jesika mencoba membantu SHW memasukkan barangnya ke kabin. Jesika kemudian meminta bantuan SHW untuk bersama-sama menaikkan barangnya, karena terlalu berat.
Ketika itulah SHW melontarkan candaan bahwa barang yang ada di tasnya adalah bom. "Pak tolong bantu saya untuk angkat tas ini, karena ternyata berat," kata Heru mengulang pernyataan Jesika.
"Iya lah Mbak, berat karena isinya bom," lanjut Heru memperagakan apa yang disampaikan SHW. Selanjutnya, kata Heru, terduga pelaku berusaha menghindar dan menempati tempat duduk di kursi 14 A.