Kamis 07 Dec 2023 15:21 WIB

PSIS Semarang: Hukuman untuk Kami Terlalu Berat dan tidak Adil

Bentrok terjadi antara pendukung PSIS dengan PSS Sleman.

Pesepak bola PSIS Semarang Dewangga Santosa (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSS Sleman Esteban Vizcarra (kiri) dalam pertandingan Liga 1 di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (3/12/2023). PSIS Semarang menang dengan skor 1-0.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Pesepak bola PSIS Semarang Dewangga Santosa (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSS Sleman Esteban Vizcarra (kiri) dalam pertandingan Liga 1 di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (3/12/2023). PSIS Semarang menang dengan skor 1-0.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Manajemen PSIS Semarang menyampaikan keberatan atas sanksi pertandingan tanpa penonton di kandang hingga akhir musim Liga 1 Indonesia 2023/2024 menyusul kericuhan antarpenonton saat menjamu PSS Sleman pada 3 Desember 2023.

"Hukuman yang sangat berat dan tidak adil karena larangan pertandingan tanpa penonton hingga akhir musim," kata CEO PSIS Semarang A.S.Sukawijaya dalam siaran pers di Semarang, Kamis (7/12/2023). 

Baca Juga

Menurut sosok yang akrab disapa Yoyok Sukawi itu, dalam ricuh antarpenonton tersebut PSIS sebagai tuan rumah justru menjadi korban. Bahkan, lanjut dia, Panitia Pelaksana Pertandingan PSIS Semarang sudah berusaha maksimal sejak awal hingga bergerak cepat untuk mengatasi kejadian di dalam stadion. "Bisa segera mengatasi dengan baik sehingga semua bisa pulang dengan selamat," katanya.

Atas putusan Komite Disiplin PSSI yang dinilai tidak adil tersebut, kata dia, PSIS akan mengajukan banding. Sebelumnya, pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia 2023/2024 antara PSIS Semarang yang menjamu PSS Sleman di Stadion Jatidiri Semarang pada Minggu (3/12) yang dimenangkan PSIS dengan skor 1-0 berakhir ricuh.

Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi pertandingan tanpa penonton saat menjadi tuan rumah sampai akhir musim 2023/2024.

PSIS juga mendapat sanksi tambahan berupa denda sebesar Rp25 juta.

Sebelumnya, Yoyok mengalami luka di bagian kepala yang diduga akibat terkena lemparan batu saat terjadi kericuhan antarpenonton pada pertandingan Liga 1 antara tuan rumah PSIS Semarang melawan PSS Sleman di Stadion Jatidiri Semarang, Ahad (3/12/2023).

"Kena lemparan batu, sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi kondisinya sekarang sudah baik," kata Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan PSIS Semarang Agung Buwono.

Yoyok terkena lemparan batu sesaat setelah kericuhan antarpendukung kedua tim pecah

Agung menjelaskan kericuhan bermula saat saling ejek antara pendukung PSIS Semarang, Snex, yang berada di tribun utara dengan pendukung PSS Sleman yang berada di tribun barat.

Agung bersama Yoyok Sukawi sempat mendatangi tribun Snex agar menghentikan aksinya, namun tidak dihiraukan hingga terjadi kericuhan.

Agung menyebut terdapat sekitar 1.600 orang pendukung PSS Sleman yang datang ke Stadion Jatidiri Semarang, meskipun sebenarnya sudah ada larangan untuk datang.

"Tanpa atribut. Karena jumlahnya banyak maka dari segi keamanan ditempatkan di tribun barat," katanya.

Kendati begitu, kericuhan antarpendukung PSIS dengan PSS tersebut tidak sampai berlanjut ke luar stadion. Petugas keamanan dari panpel dan aparat kepolisian sudah mengupayakan agar situasi kembali kondusif.

Sementara itu, pendukung PSS Sleman yang menggunakan sepeda motor dan bus dikawal oleh aparat kepolisian untuk kembali ke daerah asalnya. Dalam laga tersebut, tuan rumah PSIS Semarang menang 1-0 atas PSS Sleman.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement