Kamis 07 Dec 2023 17:13 WIB

Mengapa Allah Menciptakan Gunung?

Allah berfirman mengenai penciptaan gunung.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi 2.000 meter, pada Ahad (17/7) pukul 08.47 WIB.
Foto: PVMBG
Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi 2.000 meter, pada Ahad (17/7) pukul 08.47 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Salah satu kuasa Allah yang nampak oleh makhluk-Nya adalah wujud alam semesta. Seperti Allah menciptakan gunung-gunung beserta maksud dan tujuan tertentu sebagai bagian dari ciptaan-Nya.

Mengenai diciptakannya gunung-gunung, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An Nahl ayat 15, “Wa alqa fil-ardhi rawaasiya an tamida bikum wa anhaara wa subulan la’allakum tahtadun.”

Baca Juga

Yang artinya, “Dan Dia mencampakkan di bumi gunung-gunung supaya ia tidak goncang bersama kamu; dan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Mishbah menjelaskan, dalam ayat-ayat sebelumnya dalam Surat An Nahl ini diuraikan tentang ciptaan dan anugerah-Nya yang terpendam. Sedangkan dalam ayat tersebut, diuraikan ciptaan dan nikmat-Nya yang menonjol dan menjulang ke atas dengan menyatakan; “Dan Dia mencampakkan di permukaan bumi gunung-gunung” yang sangat kokoh tertancap.

Gunanya adalah agar ia, yakni bumi, tempat hunian manusia dan segala makhluk tidak guncang bersama. Kendati ia lonjong dan terus berputar, dan Dia menciptakan juga sungai-sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum, dan selanjutnya di bumi itu Allah menjadikan juga jalan-jalan yang terhampar agar manusia mendapat petunjuk lahiriah menuju arah yang dikehendaki dan petunjuk batiniah menuju pengakuan keesaan dan kekuasaan Allah SWT.

Kata “Alqa”/mencampakkan di bumi, yakni melempar ke arahnya, memberi kesan bahwa kehadiran gunung, sungai dan jalan-jalan, terjadi sesudah penciptaan bumi. Dan karena itu, kata Prof Quraish, ayat ini tidak menggunakan kata “menciptakan gunung-gunung”.

Boleh jadi, Prof Quraish menjelaskan, pencampakan yang dimaksud adalah terjadinya benturan yang besar, atau gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan lahirnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut terjadi.

Adapun kata “rawasi” terambil dari kata “ar rasw” atau “ar rusuwwu”, yakni kemantapan pada suatu tempat. Dari sini gunung-gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, ditunjuk dengan kata “rawasi” yang merupakan bentuk jamak dari kata “rasin”.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement