REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Salah satu kuasa Allah yang nampak oleh makhluk-Nya adalah wujud alam semesta. Seperti Allah menciptakan gunung-gunung beserta maksud dan tujuan tertentu sebagai bagian dari ciptaan-Nya.
Mengenai diciptakannya gunung-gunung, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An Nahl ayat 15, “Wa alqa fil-ardhi rawaasiya an tamida bikum wa anhaara wa subulan la’allakum tahtadun.”
Yang artinya, “Dan Dia mencampakkan di bumi gunung-gunung supaya ia tidak goncang bersama kamu; dan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Mishbah menjelaskan, dalam ayat-ayat sebelumnya dalam Surat An Nahl ini diuraikan tentang ciptaan dan anugerah-Nya yang terpendam. Sedangkan dalam ayat tersebut, diuraikan ciptaan dan nikmat-Nya yang menonjol dan menjulang ke atas dengan menyatakan; “Dan Dia mencampakkan di permukaan bumi gunung-gunung” yang sangat kokoh tertancap.
Gunanya adalah agar ia, yakni bumi, tempat hunian manusia dan segala makhluk tidak guncang bersama. Kendati ia lonjong dan terus berputar, dan Dia menciptakan juga sungai-sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum, dan selanjutnya di bumi itu Allah menjadikan juga jalan-jalan yang terhampar agar manusia mendapat petunjuk lahiriah menuju arah yang dikehendaki dan petunjuk batiniah menuju pengakuan keesaan dan kekuasaan Allah SWT.
Kata “Alqa”/mencampakkan di bumi, yakni melempar ke arahnya, memberi kesan bahwa kehadiran gunung, sungai dan jalan-jalan, terjadi sesudah penciptaan bumi. Dan karena itu, kata Prof Quraish, ayat ini tidak menggunakan kata “menciptakan gunung-gunung”.
Boleh jadi, Prof Quraish menjelaskan, pencampakan yang dimaksud adalah terjadinya benturan yang besar, atau gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan lahirnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut terjadi.
Adapun kata “rawasi” terambil dari kata “ar rasw” atau “ar rusuwwu”, yakni kemantapan pada suatu tempat. Dari sini gunung-gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, ditunjuk dengan kata “rawasi” yang merupakan bentuk jamak dari kata “rasin”.