Kamis 07 Dec 2023 22:42 WIB

Santri Tewas Diduga Dikeroyok Sesama Santri, Begini Situasi di Ponpes Husnul Khotimah

Para pelaku kini sedang menjalani proses hukum.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Jenazah (ilustrasi).
Foto: Immortal.org/ca
Jenazah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Kasus meninggalnya seorang santri di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan, yang diduga akibat tindakan pengeroyokan oleh teman-temannya, tidak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar (KBM) di ponpes tersebut.

Kepala Divisi Humas & Dakwah Yayasan Husnul Khotimah Kunngan, Sanwani, mengatakan, KBM di lingkungan Ponpes Husnul Khotimah Kuningan tetap berjalan normal.

Baca Juga

‘’Sekarang (para santri) sedang ujian praktek PAS (penilaian akhir semester) semester ganjil,’’ kata Sanwani, kepada Republika, Kamis (7/12/2023).

Sanwani menyatakan, para pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban saat ini sedang diproses hukum di Polres Kuningan. Pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus tersebut kepada kepolisian.

Seperti diketahui, korban yang berinisial MHAD (18) atau H meninggal dunia setelah diduga menjadi korban pengeroyokan teman-temannya sesama santri. Korban merupakan santri kelas 12 IPA 2 MA Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan.

Peristiwa itu terjadi di salah satu ruangan di lantai tiga Ponpes Husnul Khotimah pada Kamis (30/11/2023) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Di tempat itu korban mengalami pemukulan hingga Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.

Setelah itu, para pelaku membawa korban ke gudang di lantai satu lalu menguncinya dari luar. Keberadaan korban akhirnya diketahui oleh wali asrama.

Sanwani menjelaskan, pada Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 16.00 WIB, korban dibawa ke Klinik Pratama Husnul Khotimah. Namun, setelah melihat kondisi korban, petugas klinik langsung membawanya ke RS Juanda Kuningan dengan ambulance klinik. Korban pun dipasang alat pernapasan (oksigen). ‘’Selama dalam perjalanan, kondisi ananda masih sadar dan bisa berkomunikasi,’’ terang Sanwani.

Setelah sampai di RS Juanda Kuningan, korban masuk ruang IGD dan diperiksa oleh dokter jaga. Korban disarankan untuk dibawa ke RSUD 45 Kuningan karena di RS Juanda disebutkan tidak ada dokter bedah syaraf.

Dokter di IGD RSUD 45 kemudian menyarankan untuk dilakukan rontgen dan CT scan terhadap korban. Tindakan rontgen pun dilakukan di RSUD 45. Namun untuk CT scan dilakukan di RS Juanda karena alat yang ada di RSUD 45 dalam kondisi rusak. ‘’Setelah CT scan, ananda kembali ke UGD RSUD 45,’’ kata Sanwani.

Menurut Sanwani, pada Sabtu (2/12/2023) sekitar pukul 02.00 WIB, ayah dan ibu korban datang ke RSUD 45 dan mendampingi korban. Dari hasil rontgen abdomen dengan menggunakan zat kontras, dokter berkesimpulan harus dilakukan tindakan operasi terhadap korban.

Korban akhirnya dioperasi pada Ahad (3/12/2023) sekitar pukul 21.00 WIB oleh dokter spesialis bedah umum. Operasi pun berjalan lancar dan kondisi korban mengalami perkembangan yang cukup baik.

‘’Namun menjelang pagi, kondisi ananda memburuk dan Qodarulloh, ananda meninggal pada Senin (4/12/2023) sekitar pukul 06.57 WIB di RSUD 45 Kuningan. Innalillahi wainna ilaihi rojiun,’’ tutur Sanwani.

Jenazah korban kemudian dipulasara di Pondok Pesantren Husnul Khotimah. Selanjutnya, korban dimakamkan di Bekasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement