Kamis 07 Dec 2023 23:03 WIB

Penyuka Gorengan Harus Tahu, Ini Ciri-Ciri Minyak yang Lebih Sehat

Dokter gizi tidak melarang orang makan gorengan, tapi ada kiat sehatnya.

Red: Reiny Dwinanda
Bakwan. Pilih minyak yang lebih menyehatkan untuk menggoreng.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakwan. Pilih minyak yang lebih menyehatkan untuk menggoreng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda suka gorengan? Pakar gizi klinis dr Yohan Samudra, Sp.GK tidak melarang orang-orang menyantap hidangan yang digoreng asalkan tahu memilih minyak yang lebih sehat.

"Selama saya jadi dokter gizi pun tidak pernah melarang orang makan gorengan. Yang penting kita tahu caranya, pilihan minyaknya seperti apa, dan juga kuantitasnya," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Baca Juga

Yohan mengatakan ciri minyak yang lebih sehat untuk menggoreng, yakni memiliki titik didih tinggi atau saat dipanaskan minyak ini lebih tahan panas dan tidak mudah mengeluarkan asap. Selain itu, carilah minyak yang lebih stabil atau tidak mudah rusak karena meningkatkan radikal bebas atau oksidan.

"Bagus kalau pilih minyak yang ada antioksidannya sekalian untuk menetralisir pemanasan minyak yang kita lakukan. Antioksidan juga untuk kesehatan jantung," ujar Yohan.

Yohan menuturkan minyak bekatul atau rice bran oil bisa menjadi pilihan untuk menggoreng. Bekatul merupakan kulit ari beras merah yang dikatakan tinggi serat, vitamin, mineral, serta mengandung antioksidan atau antiradikal bebas.

"Antioksidan di rice bran oil itu gama oryzanol," tutur Yohan.

Menurut Yohan, penelitian menunjukkan antioksidan dari alfa tocopherol atau vitamin E pada minyak sawit alias palm oil menurun signifikan dibandingkan rice bran oil. Gama oryzanol yang melindungi vitamin E supaya tidak cepat turun kadarnya.

Di samping itu, titik didih minyak bekatul diketahui melebihi minyak lain. Artinya, saat digunakan untuk menggoreng, tidak ada asap.

Yohan menyebut penggunaan minyak bekatul dapat membuat hidangan renyah. Berbicara lebih lanjut tentang makanan yang digoreng, Yohan mengaku kerap memasukkannya sebagai lauk saat makan utama, khususnya ketika bosan dengan hidangan yang dikukus atau cara memasak lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement