Anak-anak Afghanistan mengikuti kegiatan belajar di kelas terbuka karena kurangnya gedung sekolah di desa Barwai, distrik Arghandab, provinsi Zabul, Afghanistan, Rabu (6/12/2023). Anak-anak di daerah terpencil distrik Arghandab, Zabul, dihadapkan pada persoalan fasilitas sekolah yang penuh keterbatasan. Siswa belajar di bawah langit terbuka, menghadapi kondisi cuaca ekstrim seperti panas, debu, dingin, dan hujan. (FOTO : EPA-EFE/STRINGER)
Anak-anak Afghanistan mengikuti kegiatan belajar di kelas terbuka karena kurangnya gedung sekolah di desa Barwai, distrik Arghandab, provinsi Zabul, Afghanistan, Rabu (6/12/2023). Departemen Pendidikan Provinsi Zabul melaporkan bahwa dari 169 sekolah, 44 sekolah tidak memiliki bangunan yang layak, sehingga memaksa siswa untuk belajar di tenda dan di udara terbuka. (FOTO : EPA-EFE/STRINGER)
Anak-anak Afghanistan mengikuti kegiatan belajar di kelas terbuka karena kurangnya gedung sekolah di desa Barwai, distrik Arghandab, provinsi Zabul, Afghanistan, Rabu (6/12/2023). Departemen Pendidikan Provinsi Zabul melaporkan bahwa dari 169 sekolah, 44 sekolah tidak memiliki bangunan yang layak, sehingga memaksa siswa untuk belajar di tenda dan di udara terbuka. (FOTO : EPA-EFE/STRINGER)
Anak-anak Afghanistan berjalan pulang seusai mengikuti kegiatan belajar di kelas terbuka karena kurangnya gedung sekolah di desa Barwai, distrik Arghandab, provinsi Zabul, Afghanistan, Rabu (6/12/2023). Departemen Pendidikan Provinsi Zabul melaporkan bahwa dari 169 sekolah, 44 sekolah tidak memiliki bangunan yang layak, sehingga memaksa siswa untuk belajar di tenda dan di udara terbuka. (FOTO : EPA-EFE/STRINGER)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, AFGHANISTAN -- Anak-anak Afghanistan mengikuti kegiatan belajar di kelas terbuka karena kurangnya gedung sekolah di Desa Barwai, distrik Arghandab, provinsi Zabul, Afghanistan, Rabu (6/12/2023). Anak-anak di daerah terpencil distrik Arghandab, Zabul, dihadapkan pada persoalan fasilitas sekolah yang penuh keterbatasan.
Siswa belajar di bawah langit terbuka, menghadapi kondisi cuaca ekstrim seperti panas, debu, dingin, dan hujan. Kurangnya infrastruktur yang memadai menghambat proses pembelajaran.
Departemen Pendidikan Provinsi Zabul melaporkan bahwa dari 169 sekolah, 44 sekolah tidak memiliki bangunan yang layak, sehingga memaksa siswa untuk belajar di tenda dan di udara terbuka.
sumber : EPA-EFE
Advertisement