REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan kematian dua tentara di Jalur Gaza pada Kamis (7/12/2023) malam. Jumlah total kematian pasukan Israel semenjak melakukan serangan balasan pada 7 Oktober tidak pasti dengan laporan berbeda dari berbagai versi.
Menurut Haaretz, laporan ini menambah jumlah tentara Israel yang mati dalam serangan darat menjadi 89 orang. Namun surat kabar Yedioth Ahronoth, setidaknya 83 tentara telah tewas sejak Israel memperluas serangan daratnya di Jalur Gaza pada 27 Oktober.
Sedangkan dikutip dari Anadolu Agency, tentara Israel mengatakan, bahwa 408 tentara telah tewas sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober. Hingga 1 Desember, sekitar 1.332 warga Israel telah meninggal sejak 7 Oktober, termasuk 395 tentara IDF, 10 agen Shin Bet dan 59 petugas polisi, dan setidaknya 1.271 orang terluka.
Dua tentara yang baru dilaporkan meninggal dunia adalah Sersan Utama (res) Gal Meir Eizenkot berusia 25 tahun dari Batalyon 699 Brigade 551 dan Sersan Mayor (res) Jonathan David Deitch berusia 34 tahun dari Batalyon Pengintai 6623 Brigade ke-55.
IDF mengatakan, Meir terbunuh di Gaza utara sementara Deitch terbunuh dalam pertempuran di Jalur selatan. Dikatakan juga tiga tentara lainnya terluka parah dalam pertempuran dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis.
Eizenkot adalah putra Menteri kabinet perang Gadi Eizenkot, mantan kepala staf IDF yang kini menjadi menteri dalam pemerintahan darurat atas nama partai National Unity pimpinan Benny Gantz. Gadi menerima berita kematian putranya saat mengunjungi Komando Selatan IDF bersama Gantz pada Kamis pagi dan belum menyampaikan pernyataan langsung atas kematian putranya.
Gal terbunuh setelah sebuah bom meledak di terowongan dekat tentara di kamp Jabaliya di Gaza utara. Dia dilarikan dalam kondisi serius ke rumah sakit di Israel, kemudian dia meninggal karena luka-lukanya. Dia dijadwalkan dimakamkan di Herzliya pada Jumat (8/12/2023).