Jumat 08 Dec 2023 17:42 WIB

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran

APG tersebut mengarah ke barat daya dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG), Jumat (8/12/2023) ini. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ada tujuh kali Merapi mengeluarkan APG sejak pukul 14.49 WIB hingga 15.48 WIB.

APG tersebut mengarah ke barat daya dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter. BPPTKG pun meminta agar masyarakat tidak beraktivitas di daerah bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG.

"Jarak luncur (APG mencapai sejauh) 3.500 meter ke arah barat daya atau ke Kali Krasak. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Jumat (8/12/2023).

Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Hingga saat ini belum dipastikan wilayah mana saja yang terjadi hujan abu vulkanik.

Pemantauan aktivitas Merapi pun terus dilakukan BPPTKG dari Pos Pengamatan Merapi. "(Visual APG terlihat dari Desa) Jurangjero, hanya kelihatan kepulan (asap) saja," ungkapnya.

Saat ini status aktivitas Merapi masih dalam tingkat siaga atau level 3. BPPTKG menuturkan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yang meliputi Kali Boyong sejauh maksimal lima kilometer. Termasuk meliputi Kali Bedog, Kali Krasak, dan Kali Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Potensi bahaya ini juga dapat terjadi pada sektor tenggara yang meliputi Kali Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Kali Gendol sejauh lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

Untuk itu, masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," jelas Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement