Sabtu 09 Dec 2023 00:55 WIB

Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Hujan Disertai Abu Vulkanik di Boyolali dan Magelang

BPPTKG melaporkan terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Gunung Merapi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Jumat (8/12/2023) pukul 14.46 WIB. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Jumat (8/12/2023) pukul 14.46 WIB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Jumat (8/12/2023) pukul 14.46 WIB. Pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) arah angin terdeteksi mengarah ke utara. BPPTKG melaporkan terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah puncak Gunung Merapi dan sekitarnya.

Dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (8/12/2023), hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran APG terjadi beberapa kali mulai dari pukul 14.49 WIB dengan durasi 360 detik, amplitudo maksimal (amak) 73 mm. Pukul 14.56, durasi 120 detik, amak 75 mm. Pukul 14.59, durasi 120 detik, amak 78 mm. Pukul 15.06, durasi 137 detik, amak 69 mm. Pukul 15.09, durasi 137 detik, amak 76 mm. Pukul 15.32, durasi 106 detik, amax 75 mm dan Pukul 15.48, durasi 123 detik, amak 72 mm. Adapun jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya (Kali Krasak).

BPPTKG juga mengkonfirmasi APG tersebut terpantau di dua pos pengamatan yakni Pos Jurangjero dan Pos Babadan. Akan tetapi visual sedikit terhalang oleh kabut tebal maupun hujan.

Melalui sambungan telepon, pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan mengkonfirmasi kejadian APG tersebut. Laporan dari petugas Pos Babadan, Yulianto, menyatakan secara visual APG berwarna kelabu pekat terpantau namun tertutup kabut putih.

Yulianto juga mengatakan, kondisi saat ini sedang terjadi hujan dan membawa abu vulkanik sampai ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang serta Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele, Kabupaten Boyolali.

"Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi. Hujan abu campur air terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah, Pak," kata Yulianto.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno, menuturkan anggotanya telah menuju ke lokasi terdampak, setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele. Namun dengan tetap memperhatikan keselamatan, jika belum memungkinkan mencapai lokasi karena visibility terbatas maupun kondisi cuaca yang belum dapat dipastikan, maka tim akan ditarik mundur sementara dan tetap berkoordinasi dengan tim TSD Tlogolele.

"Tim yang bergerak kami upayakan agar memperhatikan keselamatan, mengingat saat ini sedang terjadi hujan dan APG masih berlangsung. Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kita tunda namun tetap memonitor laporan dari tim TSD," kata Suratno.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasito mengatakan, hujan air bercampur abu vulkanik dirasakan di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Tlogolele. Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.

"Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi," kata Edi.

Di samping itu, Edi mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Hal ini mengingat saat ini sedang terjadi hujan di wilayah puncak Gunung Merapi, sehingga dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin.

"Kami sudah mengimbau dan melarang segala aktivitas masyarakat khususnya di sepanjang aliran Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Karena bisa berpotensi terjadi banjir lahar dingin," kata Edi. 

Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa. Adapun proses kaji cepat lanjutan masih dilakukan oleh tim gabungan di lapangan, baik dari wilayah Boyolali maupun Magelang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement