Jumat 08 Dec 2023 22:42 WIB

Eks Kepala Bappenas: Ini Momen Terbaik Pindahkan Ibu Kota

Eks Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebut saat ini momen pindahkan ibukota.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana jalanan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Eks Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebut saat ini momen pindahkan ibukota.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana jalanan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Eks Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebut saat ini momen pindahkan ibukota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019, Bambang Brodjonegoro memandang saat ini adalah momen terbaik memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Peluang ini dinilai bisa dimanfaatkan untuk membangun kota impian sekaligus mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.

Bambang merasa peluang ini sebagai kesempatan sekali seumur hidup. Salah satu faktor yang memperkuat keyakinan Bambang adalah kehadiran bonus demografi di Indonesia, yaitu ketika jumlah populasi dengan usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari populasi non-produktif (65 tahun ke atas).

Baca Juga

"Ini adalah once in a life time opportunity. Karena kalau kita melewatkan masa bonus demografi ini, khawatirnya kita belum naik kelas saat kita populasi kita sudah jadi aging (menua). Nanti susah untuk kembali muda," kata Bambang dalam keterangan yang diterima Republika pada Jumat (8/12/2023).

Bambang memandang kehadiran usia produktif terbukti mampu mengeluarkan banyak negara dari middle income trap kemudian naik kelas menjadi negara maju. Oleh sebab itu, Bambang mengingatkan seluruh elemen masyarakat supaya tidak terlena dengan peluang ini.

"Bonus itu kan sesuatu yang tidak kita harapkan tiba-tiba ada. Indonesia begitu, tahu-tahu punya penduduk usia muda yang produktif, itu bonus. Tapi kita nggak boleh kesenangan, justru ini adalah golden opportunity untuk keluar dari jebakan kelas menengah," ujar Bambang.

Walau demikian, Bambang mengingatkan banyak negara dengan bonus demografi yang gagal keluar dari middle income trap.

"Jadi ini bukan sesuatu yang otomatis. Maka kita harus menyiapkan berbagai strategi, salah satunya adalah memperkuat sektor perkotaan," lanjut Bambang.

Lebih lanjut, Bambang mengamati generasi muda mendambakan bermukim di kota yang layak ditinggali. Bambang meyakini IKN Nusantara merupakan kota impian para generasi muda karena seluruh utilitas di tata dengan baik.

Ini didukung kawasan inti pemerintahan yang terbebas dari polusi karena seluruhnya menggunakan kendaraan listrik. Selain itu, sekitar 65 persen dari wilayah IKN tetap mempertahankan kawasan hutan yang menjadi identitas Indonesia.

"Kelompok usia muda jelas terekspos teknologi digital. Mereka sudah punya bayangan soal kota liveable, seperti tidak ada kabel listrik yang menggantung, air bisa langsung diminum. Justru ini saat terbaik supaya kita punya contoh role model dari pembangunan kota, yang akan mengarahkan kota-kota lain di Indonesia jadi lebih liveable," ujar Bambang.

Diketahui, paparan itu disampaikan Bambang dalam diskusi berjudul "IKN, Jembatan Masa Kini dan Depan" yang berlangsung di Media Center Indonesia Maju, Jakarta.

Berdasarkan UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara bahwa Ibu Kota Negara Nusantara yang selanjutnya disebut IKN mempunyai fungsi sentral dan menjadi simbol suatu negara untuk menunjukkan jati diri bangsa dan negara.

Oleh karena itu, pemindahan dan pengembangan ibu kota yang baru perlu didasarkan pada perkembangan prinsip pembangunan kota yang matang serta kebutuhan dan visi jangka panjang suatu bangsa.

Di sisi lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan progres pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur hingga kini telah mencapai sekitar 40 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement