REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 105 unit rumah warga di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi rusak akibat gempa dengan magnitudo 4.0 yang berpusat di Bogor, Jumat (8/12/2023) dini hari lalu. Dari seratusan rumah tersebut sebanyak 11 unit di antaranya dilaporkan mengalami rusak berat dan tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi magnitudo 4.0 terjadi pada Jumat pukul 02.00 WIB. Dengan titik lokasi koordinat 6.73 LS, 106.61 BT atau pusat gempa berada di darat 25 kilometer Barat Daya Kota Bogor dengan kedalaman 5 Kilometer dan dirasakan (MMI) III Kalapanunggal Sukabumi.
''Dampak gempa bumi di lima desa Kecamatan Kabandungan, Sukabumi,'' ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kabandungan, Sukabumi, Yusuf K, kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023).
Rinciannya di Desa Cipeuteuy ada sebanyak 68 unit rumah rusak yakni rusak berat sembilan unit, rusak sedang 28 unit, dan rusak ringan 31 unit. Selain itu, fasilitas umum berupa satu unit Masjid Jami Al-iklas mengalami rusak ringan. Berikutnya di Desa Cihamerang terdapak sebanyak 29 unit rumah warga mengalami rusak ringan.
Yusuf mengatakan, di Desa Mekarjaya, dampak gempa menyebabkan sebanyak 16 unit rumah warga rusak. Rinciannya sebanyak satu unit rusak berat, satu unit rusak sedang, dan 14 unit rusak ringan.
Selanjutnya di Desa Kabandungan ada sebanyak 22 unit rumah rusak dengan kategori rumah rusak berat satu unit, rusak sedang 15 unit, dan rusak ringan enam unit. Terakhir di Desa Tugubandung hanya satu unit rumah mengalami rusak sedang.
''Sehingga, total ada sebanyak 105 unit rumah rusak dengan rincian yakni 11 unit rusak berat, rusak sedang 36 unit, dan rusak ringan 58 unit,'' ungkap Yusuf.
Gempa juga mengakibatkan ada sebanyak sembilan kepala keluarga (KK) yang mengungsi dan dilaporkan tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.
P2BK bersama tim komisi satuan PB Kecamatan Kabandungan telah bergerak melakukan penanganan ke lokasi bencana. Tim tersebut terdiri dari tagana, Kasi Trantib/PolPP, Babinsa, Babinkamtibmas, KSB Kabandungan, perangkat desa, linmas, dan lain sebagainya. Saat ini, lanjut Yusuf, korban terdampak bencana membutuhkan bantuan tanggap darurat. Misalnya terpal, material bangunan, dan lain-lain.