REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Program sekolah Adiwiyata yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berperan penting melalui pendidikan lingkungan hidup dan kehutanan untuk memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi perubahan iklim.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KLHK Ade Palguna Ruteka menegaskan, pendidikan lingkungan adalah perangkat yang sangat kuat untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
"Melalui pendidikan formal maupun informal, masyarakat akan lebih memahami, memiliki kapasitas, dan memiliki daya tahan sebagai solusi dalam aksi iklim," kata Ade dalam sambutan video pada diskusi yang digelar di Paviliun Indonesia, Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC, Dubai, Jumat, 8 Desember, 2023.
Pada diskusi panel bertajuk "Building Climate Resilient Communities Through Formal and Informal Approach" itu hadir Head of Environment Division ASEAN Secretariat, Vong Sok, Chairperson Emirates Environmental Group Habiba Al Mar'ashi, dan Direktur Yayasan Bakti Barito Dian A. Purbasari.
Menurut Ade, Indonesia telah mengembangkan pendidikan lingkungan sejak tahun 1970-an. Sejak itu lebih dari 100 pusat studi lingkungan dibangun di berbagai perguruan tinggi.
Di tingkat pendidikan dasar, dikembangkan Program Sekolah Adiwiyata pada tahun 2006. "Saat ini telah ada sekitar 28.000 Sekolah Adiwiyata di 34 provinsi di seluruh Indonesia," katanya.
Ade menyatakan, KLHK bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri untuk melaksanakan program Sekolah Adiwiyata. "Kami juga bekerja sama dengan para pihak, termasuk pelaku usaha untuk mengembangkan program tersebut seperti dalam pembuatan modul, pelatihan siswa, maupun pelatihan bagi para guru," kata Ade.
Berdasarkan pendataan melalui Sistem Informasi Adiwiyata (SIDIA) pada 551 sekolah, sampah yang berhasil direduksi mencapai 66%, penghematan listrik hingga 19%, penghematan air mencapai 70%, sebanyak 940.114 pohon ditanam, 25.379 lubang biopori telah dibuat serta ada 97.911 kader Adiwiyata di seluruh Indonesia pada tahun 2023.
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK Sinta Saptarina Soemiarno menambahkan pendidikan lingkungan juga dilakukan melalui program Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Luar Sekolah (Gemilang) yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan hidup dan kehutanan melalui pendidikan informal.