REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Solusi guna mengantisipasi lonjakan harga komoditas cabai sedang dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Selain melalui kegiatan operasi pasar, Pemprov Jawa Tengah bakal mengupayakan peningkatan produksi cabai melalui penambahan atau perluasan lahan tanam komoditas cabai di daerahnya.
Melalui langkah ini diharapkan bakal efektif dalam menekan persoalan harga cabai, yang jamak memicu terjadinya inflasi di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Ihwal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Tengah, July Emmylia, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023).
Untuk mengendalikan harga komoditas cabai yang terus melonjak di tingkat konsumen, ungkapnya, Pemprov Jawa Tengah terus berupaya melakukan intervensi stabilisasi harga.
Salah satunya melalui kegiatan operasi pasar komoditas cabai yang langsung menyasar konsumen di sejumlah pasar tradisional.
"Selain operasi pasar untuk menstabilkan harga cabai, Pemprov Jawa Tengah juga akan memperluas lahan tanam cabai," jelasnya.
Perluasan lahan tanam cabai ini, kata Emmy, dilakukan agar stok cabai di Jawa Tengah dapat terpenuhi, sehingga harga komoditas cabai tidak ‘terkerek’ naik akibat berkurangnya produksi.
Pada saat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah juga telah mengimbau kepada warga yang ada di daerahnya agar menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan yang masih ada.
"Sehingga msyarakat nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan komoditas cabai tersebut secara mandiri dan tidak mengandalkan cabai yang dijual di pasaran," ungkapnya.
Selain itu, kata Emmy, masyarakat diharapkan juga bisa menjadi konsumen yang cerdas saat memenuhi kebutuhannya dengan tetap mempertimbangkan harga maupun kualitas.
Sebab walaupun lapaknya bersebelahan masing-masing pedagang bisa memiliki standar harga yang berbeda kepada konsumennya.
"Walaupun pedagangnya bersebelahan bisa saja harganya tidak sama, maka masyarakat pun juga diminta menjadi konsumen yang cerdas," katanya.