REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kalangan mahasiswa mempelajari perencanaan keuangan. Regulator pun membagikan beberapa tips bagi siapa saja yang ingin memahami perencanaan keuangan.
Analis Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK Enriche Putera Hutama mengungkapkan, pertama, bedakan mana kebutuhan dan keinginan. Itu karena kebutuhan wajib dipenuhi, kalau tidak, akan memengaruhi kualitas hidup, contohnya makan.
"Tapi makan KFC itu keinginan bukan kebutuhan, karena kita bisa masih bawa bekal. Lalu punya motor kebutuhan, tapi motor seperti apa yang sesuai kebutuhan dari rumah ke kampus," ujar dia dalam Webinar Digital Safety Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila, Sabtu (9/12/2023).
Tips kedua, lanjutnya, sisihkan bukan sisakan. Menurutnya perlu membuat perencanaan keuangan, jangan sampai tidak ada yang tersisa untuk menabung atau investasi.
Ketiga, sambung Enriche, utamakan fungsi dan jangan kedepankan gengsi. "Misal dari rumah ke kampus bisa pakai Scoopy atau Mio, tidak usah memaksakan Ninja atau Nmax. Kalau kedepankan gengsi, yang ada hidup kita lebih sulit karena harus mengeluarkan lebih dari kemampuan kita," tuturnya.
Ia mengatakan, OJK mempunyai tips sederhana supaya bisa membuat alokasi anggaran. Saat mendapatkan uang, kata dia, anggarkan 10 persen untuk berbagi atau kebutuhan sosial. Sebagai mahluk sosial, lanjut dia, itu diperlukan. Contohnya saat ada teman sakit atau bersedekah.
Berikutnya, sambung Enriche, sisihkan 20 persen untuk menabung, berinvestasi, atau membeli proteksi. Lalu sebanyak 30 persen alokasikan guna membayar cicilan utang.
"Proporsi bayar utangnya tidak lebih dari segitu. Itu karena kalau lebih dari 30 persen, kebutuhan lain akan terganggu," jelasnya. Terakhir, kata dia, sisihkan 40 persen guna membiayai kehidupan sehari-hari.