Sabtu 09 Dec 2023 22:20 WIB

Ingin Belajar Perencanaan Keuangan, Ini Tips Dari OJK

Yang pertama adalah bedakan mana kebutuhan dan keinginan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Merencanakan keuangan (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Merencanakan keuangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kalangan mahasiswa mempelajari perencanaan keuangan. Regulator pun membagikan beberapa tips bagi siapa saja yang ingin memahami perencanaan keuangan.

Analis Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK Enriche Putera Hutama mengungkapkan, pertama, bedakan mana kebutuhan dan keinginan. Itu karena kebutuhan wajib dipenuhi, kalau tidak, akan memengaruhi kualitas hidup, contohnya makan.

Baca Juga

"Tapi makan KFC itu keinginan bukan kebutuhan, karena kita bisa masih bawa bekal. Lalu punya motor kebutuhan, tapi motor seperti apa yang sesuai kebutuhan dari rumah ke kampus," ujar dia dalam Webinar Digital Safety Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila, Sabtu (9/12/2023).

Tips kedua, lanjutnya, sisihkan bukan sisakan. Menurutnya perlu membuat perencanaan keuangan, jangan sampai tidak ada yang tersisa untuk menabung atau investasi.

Ketiga, sambung Enriche, utamakan fungsi dan jangan kedepankan gengsi. "Misal dari rumah ke kampus bisa pakai Scoopy atau Mio, tidak usah memaksakan Ninja atau Nmax. Kalau kedepankan gengsi, yang ada hidup kita lebih sulit karena harus mengeluarkan lebih dari kemampuan kita," tuturnya.

Ia mengatakan, OJK mempunyai tips sederhana supaya bisa membuat alokasi anggaran. Saat mendapatkan uang, kata dia, anggarkan 10 persen untuk berbagi atau kebutuhan sosial. Sebagai mahluk sosial, lanjut dia, itu diperlukan. Contohnya saat ada teman sakit atau bersedekah.

Berikutnya, sambung Enriche, sisihkan 20 persen untuk menabung, berinvestasi, atau membeli proteksi. Lalu sebanyak 30 persen alokasikan guna membayar cicilan utang.

"Proporsi bayar utangnya tidak lebih dari segitu. Itu karena kalau lebih dari 30 persen, kebutuhan lain akan terganggu," jelasnya. Terakhir, kata dia, sisihkan 40 persen guna membiayai kehidupan sehari-hari. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement