Sabtu 09 Dec 2023 22:29 WIB

Di Desa Genamere NTT, Rumah Inovasi Teknologi Desa Mampu Suplai Pakan Ternak 

Pemerintah berupaya tingkatkan usaha ekonomi desa

Red: Nashih Nashrullah
Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) di Desa Genamere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur berhasil mendorong warga penuhi kebutuhan pakan ternak.
Foto: Dok Istimewa
Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) di Desa Genamere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur berhasil mendorong warga penuhi kebutuhan pakan ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, NGADA— Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) di Desa Genamere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur misalnya berhasil mendorong warga menciptakan alternatif pakan ternak babi dari jagung. 

Keberhasilan ini membuat kebutuhan pakan babi bisa terpenuhi tanpa sepenuhnya tergantung kepada pengepul. Warga Genemere pun kini bisa mengelola secara mandiri pakan ternak dari hulu ke hilir. 

Baca Juga

“Program RITD dari Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) benar-benar kami manfaatkan untuk  mengatasi keterbatasan pakan ternak di Desa Genamere  dan desa-desa sekitar. Puji Tuhan kebutuhan pakan ternak kami pun saat ini bisa kami atasi secara mandiri," tegas Gabriel Ngolok, Sekretaris Desa Genamere, Kabupaten Ngada, Sabtu (8/12/2023).  

Gabriel menjelaskan mayoritas masyarakat Genamere berprofesi sebagai petani jagung dan peternak babi. Pada beberapa musim terakhir, mereka mengalami kesulitan pakan ternak karena mahal dan tidak stabilnya pasokan. 

“Kami biasanya mendapatkan pakan babi dari penggepul. Harganya mahal dan tidak selalu ada. Akibatnya ternak kami tidak bisa berkembang secara optimal,” katanya.  

Dia mengakui selama ini warga Desa Genamere menerapkan pola berternak tradisional. Mereka memberi makan hewan ternaknya dengan rebusan singkong, talas dan jagung. Terkadang mereka juga terpaksa memberi makan babi dengan rumput, kacang-kacangan dan buah alakadarnya jika kehabisan pakan. 

“Warga tidak pernah mempertimbangkan nilai gizi yang dibutuhkan babi. Yang penting babinya hidup, bisa dijual. Kalo lagi tidak ada talas, singkong dan jagung, kita cari kacang-kacangan yang dicampur dengan rumput. Babi ini kan pemakan segalanya. Semua masuk," tuturnya.  

Wakil Ketua KPB Samowara, Subastianus Ruso, mengungkapkan Program RITD dari Tekad membuka lembaran baru bagi peternakan babi di Desa Genemare. Dengan program ini, warga bisa mengelola jagung yang menjadi tanaman utama di wilayah tersebut menjadi pakan ternak. 

Saat ini, sudah ada 80 hektare lahan di Desa Genamere yang ditanami jagung, dan proyeksi untuk tahun 2024 mencapai 130 hektare. 

"Bantuan Program RITD juga dimanfaatkan membeli hasil panen jagung dari masyarakat setempat dengan harga lebih tinggi, mencapai Rp6.000/Kg. Dengan demikian, ketergantungan pada pengepul akan berkurang, dan masyarakat Genamere dapat mengelola produksi pakan ternak secara mandiri," katanya.

Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung 

Selain untuk membeli hasil panen, bantuan RITD juga digunakan untuk membeli empat mesin pengolahan pakan ternak dengan kapasitas produksi sebanyak 500 Kg jagung per operasi.

Untuk menunjang operasional, masyarakat pun dengan antusias membangun secara swadaya gudang operasional produksi pakan ternak tersebut. “Kami optmistis hasil produksi pakan ternak akan mencukupi kebutuhan pakan desa Genamere dan desa-desa sekitarnya,” kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement