REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel sejak awal memang dengan sengaja telah menargetkan akan membunuh Dr Refaat Al-Areer, seorang penyair dan intelektual Palestina yang banyak menulis dan mengisahkan penderitaan rakyat Gaza dan Palestina dalam syair-syair yang menggugah dunia internasional.
Alasannya adalah jawaban yang ia sampaikan dalam salah satu wawancara yang dianggap mencoreng wajah Israel. Setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, dalam sebuah wawancara dengan BBC, Refaat Alareer mengatakan bahwa serangan tersebut "persis seperti Pemberontakan Ghetto Warsawa," yang membuat marah banyak kelompok Yahudi di seluruh dunia.
Pemberontakan pada 1943 itu merupakan aksi perlawanan terbesar kaum Yahudi terhadap Nazi di Polandia yang diduduki selama Perang Dunia II. Menyusul protes tersebut, BBC setuju bahwa "komentarnya menyinggung" dan mengatakan bahwa mereka tidak "berniat untuk menggunakannya lagi".
Ahmed Bedier, dari LSM United Voices for America, mengatakan bahwa wawancara rutin Refaat Alareer di stasiun televisi dan acara radio, di mana ia menggambarkan apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki kepada khalayak Barat, merupakan alasan utama mengapa "tentara Israel ingin membungkamnya".
"Sentimen internasional mulai bergeser melawan Israel," kata Bedier kepada Al Jazeera. "Jadi mereka mencoba membungkam narasi lain selain narasi mereka." Propaganda yang dibuat Israel, seketika terpatahkan karena narasi Refaat Alareer.
Inilah yang membuat ia segera menjadi target sasaran pembunuhan militer Zionis Israel. Informasi penting tentang pembunuhan Refaat Alareer, didapat sehari sebelumnya. Saat itu Refaat Alareer menerima telepon dari intelijen Israel yang mengatakan bahwa mereka telah menemukannya di sekolah tempat ia berlindung.
Militer Israel memberitahunya bahwa mereka akan membunuhnya. Dia meninggalkan sekolah karena tidak ingin membahayakan orang lain, dan pada pukul 6 sore, apartemen saudara perempuannya dibom, di mana dia, saudara perempuannya, dan keempat anaknya terbunuh.
Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med menuduh Israel dengan sengaja membunuh akademisi terkemuka Palestina, Dr Refaat Alareer. Pada Kamis malam, Dr Refaat Al-Areer terbunuh dalam serangan udara Israel di rumah saudara perempuannya. Saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan keempat anaknya juga terbunuh dalam serangan berdarah tersebut.
Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya
Dr Refaat Al-Areer adalah seorang profesor bahasa Inggris di Universitas Islam yang hancur dalam agresi biadab Israel dan rektornya juga terbunuh oleh penembakan Israel bersama keluarganya. Martir ini dikenal karena mengadvokasi perjuangan Palestina di berbagai platform media barat dan internasional.