Ahad 10 Dec 2023 12:36 WIB

Komika Lecehkan Nabi Muhammad SAW, Pengamat: Belajarlah dari Kasus Ahok

Aulia Rakhman menjadikan nama Muhammad sebagai bahan lelucon di acara Desak Anies.

Pakar komunikasi politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting.
Foto: Dok
Pakar komunikasi politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, mengingatkan tentang bahaya pembelahan masyarakat akibat isu sensitif terkait agama. Dia merujuk kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017, harus menjadi bahan pelajaran bagi kontestan 2024.

Hal itu disampaikan Ginting menanggapi kasus dugaan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di acara yang dihadiri 'Desak Anies' di Kota Bandar Lampung, Kamis (7/12/2023). Komika asal Lampung Aulia Rakhman, yang mengisi acara itu menjadikan nama Muhammad sebagai bahan lelucon saat open mic, hingga membuat marah umat Islam.

Baca Juga

Belajar dari kasus Ahok di Pilkada DKI 2017, menurut Ginting, terjadi pembelaan yang luar biasa di masyarakat. Kasus Ahok harusnya menjadi pelajaran yang tidak boleh diulang oleh capres mana pun.

"Jangan masuk ke wilayah sensitif di tahun politik, karena kita sudah mengalami pembelahan sejak 2014. Dan itu riil," kata Ginting kepada Republika.co.id di Jakarta, Ahad (10/12/2023).

Pembelahan di masyarakat, menurut Ginting, sudah coba dibenahi Prabowo Subianto, dengan masuk ke kabinet Jokowi pada 2019. Prabowo yang dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2019, memilih mau menerima tawaran menjadi menteri pertahanan demi mencegah polarisasi di masyarakat.

"Masuknya Prabowo itu kan sebenarnya tujuannya meminimalisasi pembelahan di masyarakat. Jangan diperlebar lagi di tahun politik, yang nantinya bisa menjadi sesuatu yang kontraproduktif," ujar Ginting.

Dia pun meminta partai politik untuk mengingatkan para penghibur acara dan aktor pengisi kampanye agar jangan masuk ke wilayah sensitif. "Mereka harus belajar dari kasus pembelahan masyarakat akibat pemilu. Sudah sembilan tahun. Mau terjadi lagi?" kata Ginting.

Dia juga melihat, pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Ahmad Ali yang membela Aulia, justru merupakan langkah blunder. Persoalan Aulia yang dinilai melecehkan Nabi Muhammad SAW di acara yang dihadiri capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menurut Ginting, sebenarnya sudah selesai ketika yang bersangkutan meminta maaf.

"Tinggal kemudian partai (tims sukses Anies) atau penyelenggara tinggal menjelaskan ke publik dan meminta pada para komika agar jangan masuk ke wilayah politik," ungkap Ginting. Dia menyebut, Ahmad Ali, seharusnya tidak perlu lagi membela masalah itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement