REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI) Yudianto Tri menegaskan organisasi yang kini dipimpinnya bertekad untuk menjembatani kolaborasi bagi stakeholder UMKM termasuk pemerintah dan sektor usaha besar supaya UMKM lebih mumpuni, bukan sekedar naik kelas. Untuk mencapai sasaran UMKM ideal tersebut, KUKMI akan membekali anggotanya dengan kemampuan menguasai penggunaan digitalisasi informasi yang mulai digalakkan tahun 2024 mendatang.
"Kami ingin anggota KUKMI melek digital sehingga tidak gagap teknologi pada saat bermitra dengan sektor usaha besar maupun saat memasuki dunia ekspor," ujar Yudianto disela-sela HUT KUKMI yang ke-44 sekaligus pelantikan Dewan Pimpinan Pusat KUKMI Periode 2023-2028 di Hotel Aston TB Simatupang Jakarta pada Sabtu (9/12/2023).
Yudianto menambahkan bahwa sinergi dan kolaborasi antara stakeholder UMKM dengan pengusaha besar seyogianya berlangsung kontinyu sehingga keduanya dapat tumbuh bersama dalam tatanan ekonomi yang berkeadilan. Atas dasar ini, kataYudianto, KUKMI bakal lebih aktif dalan mendorong pertumbuhan usaha anggotanya, termasuk menyiapkan perangkat digitalisasi informasi.
Disiapkannya perangkat digitalisasi, kata Yudianto, di era yang bergerak serba digital saat ini, mustahil bisa menggiring kolaborasi dengan usaha besar jika UMKM masih belum melek digital. "UMKM bakal tetap dipinggiran apabila hanya bergerak sendiri-sendiri dan tidak mampu produksi usaha skala industrial," ujar Yudianto.
Pada bagian lain Yudianto mengatakan, KUKMI akan tegak lurus dengan program pemerintah yang bertekad menjadikan UMKM berdaya saing kuat di negeri sendiri. Atas dasar itu, KUKMI sangat mendukung upaya pemerintah menjadikan UMKM berkualitas atau naik kelas.
Namun demikian, lanjut Yudianto, jangan hanya sebatas jargon tetapi harus jelas indikatornya. "Di kelas apa? Apakah lingkungan ekonomi dan regulasi yang ada sudah mendukung?" kata dia.
Untuk mendukung UMKM naik kelas, lanjut Yudianto, tugas besar organisasi ini adalah membangun dan menciptakan formulasi berbagai program. Sebagai langkah konkret pemberdayaan UMKM tandas Yudianto, pada 2024 mendatang KUKMI akan meluncurkan
Platform Kukmi Digital yang saat ini sedang diformulasikan. Upaya ini melibatkan sejumlah pihak terkait antara lain dengan beberapa startup nasional pilihan.
Adapun, Presiden Joko Widodo telah banyak memberikan perhatian kepada UMKM. Salah satunya, terlihat dari pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pertumbuhan KUR sebesar Rp178,07 triliun pada tahun 2020 dan sebesar Rp192,59 triliun pada tahun 2021.
Saat ini, Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM menargetkan penyaluran KUR pada tahun 2023 mencapai Rp297 triliun. Realisasinya hingga September 2023 telah mencapai Rp177,54 triliun. "Masih menyisakan sekitar Rp119,46 triliun," ujarnya Ketua MPR Bambang Soesatyo saat menerima pengurus KUKMI beberpa waktu lalu, demikian dilansir dari Antara.